Trip Gunung Embun dari Tanah Grogot

Gunung Boga atau Gunung Embun Paser

Mungkin karena tinggal di Balikpapan, saya lebih sering melihat kabut presipitasi di hutan dibanding pegunungan. Itu lho, kabut menyejukkan di pagi hari. Tapi, kabut tebal yang mau saya lihat ini adalah kabut tebal yang katanya lebih tepat disebut kabut gunung. Bukan kabut asap pembakaran walau di Kalimantan banyak kebakaran hutan, hehehe (kok ketawa). Kemudian, saya dengar ada wisata hitz (pakai z dong) bernama Gunung Boga atau Gunung Embun di Paser, dan saya pikir, ‘Wah, asyik nih bisa lihat kabut di gunung, dekat pula.” Yah, sekitar 5 jam perjalanan jika aman. Jadi, saya meniatkannya saja, semoga bisa ke sana.

Hari itu pun tiba dengan cukup dadakan.

Informasi yang saya punya, kabut embun di gunung ini dapat jelas terlihat sebelum Subuh (fajar) sampai kira-kira pukul 9 pagi. Kalau demikian, kemungkinan jika berangkat dari Balikpapan, berarti saya harus menginap lalu menunggu hingga menjelang fajar untuk bisa menikmati sensasinya. Mungkin bikin tenda atau cari penginapan atau menginap di kendaraan. Paling memungkinkan adalah bikin tenda, karena cari penginapan di sekitar sana sepertinya lebih sulit, menginap di kendaraan juga tidak mungkin, kecuali kalau kami punya campervan. Kalau tidak mau menginap, maka harus mau berada malam hari di perjalanan melewati hutan dan ketidakramahan pandangan. Jelas, ini bukan opsi menarik.

Tepat di Sabtu pagi, tiba-tiba Paksu mau mengajak ke Gunung Embun sekarang itu juga. Spontan saya tertawa, dan katakan, “Ada-ada saja. Nanti kita harus nginap lho". 

Saya pikir itu ide yang buru-buru dan tanpa persiapan. 

Dia pun membalas, “Ya udah kita ke Grogot aja.”

Saya masih tertawa, karena dari Balikpapan ke Grogot lebih jauh lagi, artinya kami beneran harus menginap. Obrolan itu terhenti karena saya tidak menanggapi lagi. Tapi, setelah pulang kerja, Paksu menanyakan barang-barang mana yang sudah saya siapkan. Wah, ternyata beliau serius.

Maka, esok pagi, kami pun berangkat.



Balikpapan Menuju Tanah Grogot

peta Balikpapan ke Gunung Embun

Perjalanan Balikpapan ke Gunung Boga memang lebih jauh dibanding jarak Tanah Grogot ke Gunung Boga. Jadi, alasan menginap di Grogot agar lebih mudah ke Gunung Boga atau Gunung Embun, karena baik Tanah Grogot dan Gunung Embun ini letaknya sama-sama di Kabupaten Paser.

Tapi, sebelum tiba di Kabupaten Paser, kami harus melewati Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) lebih dulu. Nama kabupatennya serupa ya, tapi tidak sama. Kalau Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) beribukota Penajam, sedangkan Kabupaten Paser beribukota Tanah Grogot. Sama-sama menyandang nama Paser, karena dahulu termasuk wilayah Kerajaan Paser.

Untuk menuju Penajam, kami menggunakan feri, dengan jarak tempuh 1 jam kurang. Bisa sih lewat jalur darat, tapi karena kami mau santai, dan terbiasa dengan jalur laut ini, jadi feri adalah pilihan pas.

feri penajam
naik feri dari Balikpapan ke Penajam

Perjalanan dari Balikpapan ke Tanah Grogot biasanya sekitar 5 – 6 jam. Tapi, karena lagi-lagi kami sangat santai, perjalanan ini akhirnya makan waktu 9 jam, hehehe. Kami sempat makan di Babulu (PPU), sholat dan istirahat yang cukup lama di Kuaro (paser), mampir ke hutan bakau di Kuaro, singgah ke rumah kenalan yang juga di Kuaro. Hingga tidak terasa hampir sore di Kuaro, baru kami bergegas lagi ke Tanah Grogot. Akhirnya tiba di Grogot sudah sangat sore.

tanah grogot
Tugu Jam Tanah Grogot yang berwarna ungu menyambut tamu


Grogot
Telaga Ungu Tanah Grogot


Namanya Tanah Grogot. Tapi kalau malas nyebut (dan ngetik) jadinya ya Grogot saja. Sebagai ibukota kabupaten, Grogot ternyata punya aset wisata yang cukup banyak. Beberapa di antara wisata buatan di Grogot saya nilai lebih murah dibanding Balikpapan. Serta ada air terjun, dan museum dengan histori kerajaan, yang tidak dimiliki Balikpapan. Sempat menyesal ke Grogot cuma untuk menginap, karena ternyata banyak tempat yang bisa dieksplor.

Kami menginap di Hamizan Guest House Syariah, Jl. Senaken Gg. Alam Permai 2 No.74.

Saya puas menginap di guest house ini. Tempatnya bersih, pelayanannya ramah, dapat sarapan, bebas bikin kopi, teh atau minuman lain, serta gratis kudapan, selama disediakan di meja makan. Dengan rate mulai Rp 100.000/kamar, dan ada mushola kecil yang bisa dipakai bersama.

Saya pilih kamar dengan harga Rp 170.000 / malam. Lengkap dengan kamar mandi di dalam, gantungan pakaian, meja kecil, AC, dan TV. Kamar yang bersih dan nyaman untuk sholat sudah cukup buat saya.
penginapan di Grogot
Penginapan di Grogot, Hamizan Guest House Syariah

Sebenarnya ini bukan kali pertama ke Grogot. Dahulu, ke Grogot karena ada urusan. Pernah pula ke Grogot sewaktu kuliah karena ada teman di sini. Maka, saya sempatkan mampir ke rumah teman-teman saya ini juga. Loh, kapan ke gunungnya ini?

Ya, kami ke gunung keesokan paginya.

kawan
menyempatkan bertemu kawan (kiri)


Dari Grogot Menuju Gunung Boga Atau Gunung Embun

Tepat setelah sholat Subuh, kami langsung menuju Gunung Boga atau Gunung Embun. Dari Grogot kami menuju arah keluar kota, hingga di simpang Desa Lolo, Kuaro, yang memakan waktu 35 menit. Dari Desa Lolo, masuk menuju ke Gunung Boga atau Gunung Embun di Desa Luan, Kec. Muara Samu, sekitar satu menit.

Dari Grogot menuju simpang Desa Lolo lanjut ke Desa Luan, yakni letak Gunung Boga atau Gunung Embun, berjarak sekitar 37 km, dengan waktu tempuh lebih kurang 1 jam jika aman. Jalan yang berbatu bisa menyebabkan ketidaknyamanan.

Beberapa hal yang menjadi catatan bila ingin ke gunung ini, yakni jalan yang dilewati sejak simpang Desa Lolo hingga ke Desa Luan adalah jalan berbatu area perkebunan sawit.

ke gunung embun
Dari Desa Lolo  ke Desa Luan yang melewati perkebunan sawit


Kalau cuaca basah, beberapa area tanah bisa mengganggu kendaraan. Kalau sedang kering-panas, bisa banyak debu. Belum lagi pemandangan kebun sawit di kanan-kiri yang sangat sepi, kalau tidak terbiasa, akan terasa seram. Kami pun sempat menemui ular di tengah jalan. Ini perjalanan yang sungguh sangat ehem-ehem rasanya.

sawit kalimantan
melintasi kebun sawit yang sepi


Dalam keadaan perjalanan yang panjang dan sepi, mestilah cermat membaca petunjuk arah menuju Gunung Embun. Sebenarnya sudah diberikan tanda pengarah jalan, sayangnya ada yang beberapa terjatuh. Ketika ada bertemu rumah penduduk, kami menyempatkan untuk bertanya daripada harus menanggung ragu.

jalan ke gunung boga
kondisi jalan ketika menuju Gunung Embun

Pukul 7 kurang, saya tiba di Desa Luan. Saya terpukau karena desa ini ramai, dan teratur. Beda sekali dengan di sepanjang jalan yang sepi tadi. Kabut dingin terlihat memenuhi desa ini. Para ibu berjalan membawa sayur, ada lelaki sedang berkebun, anak-anak sekolah yang ceria terlihat berjalan menembus kabut. Rasanya sangat pas kalau mau disebut Desa Dibalik Awan.  Saya berharap bisa turun sejenak di desa ini untuk menikmati atmosfernya, tetapi Paksu tampak ingin melaju.

desa luan, kab. paser
Desa Luan, Kec. Muara Samu

desa luan
pagi yang sendu di Muara Samu

Gunung Boga Atau Gunung Embun

Akhirnya saya tiba di Gunung Boga atau Gunung Embun dalam beberapa menit dari desa di bawahnya. Untuk ke gunung ini tidak perlu mendaki. Bawa saja kendaraan ke puncak, parkir di tempat yang sudah disediakan.

Sebelum benar-benar ke puncak, terdapat gerbang bertuliskan ‘Selamat Datang di negeri atas awan Gunung Boga’. Barulah tiba di tempat parkir, saya membaca lagi GUNUNG BOGA.

negeri awan kalimantan


gunung boga
Selamat Datang di Gunung Boga

Terus mengapa disebut Gunung Embun? Bahkan nama Gunung Embun lebih populer dibanding Gunung Boga. Teman-teman, keluarga, yang baru dari tempat ini, akan mengatakan mereka datang ke Gunung Embun (tidak menyebut kata Boga). Asumsi saya, ya karena di gunung ini bisa melihat kabut presipitasi atau kabut embun, sehingga dengan nyaman orang menyebutnya Gunung Embun. Entah kalau ada asumsi lain.

gunung embun
seperti bersebelahan dengan awan

Tarif masuk dikenakan Rp 5.000 / orang, sudah termasuk area foto. Bila ingin menggunakan tenda yang disediakan, akan dikenakan tarif lagi, tergantung jenis tenda dan durasi penyewaan. Kalau tidak salah, tarif sewa tenda per malam mulai dari Rp. 75.000.  Selain fasilitas tenda, ada pula gazebo yang baru dibangun dan belum dikenai tarif, yang kabarnya akan direnov lagi menjadi glamping, dan barulah nanti dikenai tarif. Terdapat mushola dan kamar mandi juga. Entah kamar mandinya berbayar atau tidak. Karena tidak menginap saya tidak menyewa tenda.

tenda


gunung embun
menikmati fajar di Gunung Embun

gunung embun
desa berselimut awan

panduan ke gunung

tempat berpose di gunung embun
spot foto

gunung embun paser
ada fasilitas mushola, serta kamar mandi

Kalau ingin menikmati kabut embun ini, berharaplah cuaca hangat sehari sebelumnya dan pada hari H. Karena kalau hujan, kabutnya akan tipis atau malah tidak muncul. Kabut embun fenomenal ini akan berlangsung hingga pukul 9 pagi, perlahan akan menipis dan memperlihatkan desa di bawahnya. Saya di sana hingga pukul 8.30, memandang kabut yang tebal hingga terhampar desa dan sungai di bawahnya. Masya Allah, indah nian. Sayang, belum memiliki drone, dan kamera saya tidak pandai men-zoom desa di bawah gunung ini.

gunung boga
terpampang kebun sawit yang luas di bawah sana.


desa luan
 makin siang, makin tipis kabut, makin terpampang desa di bawahnya.
Nampak masjid nun jauh di bawah sana.

Gunung Boga atau Gunung Embun masuk dalam 10 nominasi Dataran Tinggi Populer di Indonesia pada tahun 2020 pada penilaian Anugerah Pariwisata Indonesia atau API  AWARD
Tiap tahun berbeda-beda nominasinya, semoga pada tahun 2023 atau tahun selanjutnya, Gunung Boga bisa masuk penilaian kembali.


Kembali ke Balikpapan

Setelah dari Gunung Boga atau Gunung Embun, bukannya langsung ke Balikpapan, kami kembali lagi ke Grogot. Menginap semalam lagi di Grogot di rumah keluarga, barulah esoknya menempuh 5 jam menuju Balikpapan. Cukup muter-muter sebenarnya. Untung doyan jalan-jalan.
Terima kasih tuk orang-orang yang saya jumpai di perjalanan. Semoga bersua kembali.




***

26 Komentar

Terimakasih telah membaca, silakan berkomentar yang baik. Mohon tidak menaruh link hidup, situs yang mengandung SARA, judi online, web scam dan phising, karena akan dihapus.

  1. senengnyaa bisa berada di atas awan gini... di Kalimantan pun ada ya hehehe gak harus dataran yang tinggi2 banget untuk menikmati awan kayak gini

    BalasHapus
  2. Masya Allah viewnya bener-bener bikin hati tentram. Apalgi bisa lihat kabut dari ketinggian itu jadinya cantik banget ya mbak. Baru tau sebutan kabut di daerah pegunungan

    BalasHapus
  3. Selama ini kalau bayangin Kalimantan itu daerah datar melulu. Gini nih kalau baru sekali ke Kalimantan, itu pun cuma ke Balikpapan dan Smarinda. Sementara Gunung Boga ini lima jam dari Bpp... Rasanya memang asik ya menikmati wisata negeri di awan. Ini kalau di Sulsel macem negeri di awan Toraja Utara. Btw, suamiku kadang juga ngajak pergi mendadak mbak. Dan kalau mendadak malah suka terealisasi. Sementara kalau direncanakan malah entah kapan jadinya wkwkkw

    BalasHapus
  4. Wah, aku belum pernah bepergian sejauh itu. Ternyata pemandangan Gunung Boga maupun Gunung Embun sangat memesona. Kalau lihat awan-awannya nih kayak Dieng ya, negeri di atas awan gitu hehehe. Pasti seru kemping di tempat ini dengan fasilitas yang baik. Betah kayaknya ogah pulang hahaha....Sebagai pencinta air dan angin, aku juga suka alam pegunungan.

    BalasHapus
  5. Justru biasanya kalo travelling yang rencananya dadakan dan impulsif malah jadi berangkat yaaaa. Pemandangan dari atas gunung beneran indah banget, pastinya betah berlama-lama di sana yaah. Tapi itu kenapa kocak sih papan yang tentang buang sampah gambarnya monyet hahaha

    BalasHapus
  6. Luar biasa pemandangan dari atas Gunung Embun ini mbak. Semoga lain kali bisa ke sana lagi, udah bawa Drone ya, jadi bisa merekam keindahannya dengan lebih leluasa.

    Walau harus menempuh perjalanan jauh, naik ferry pula, tapi terbayar ya lelah perjalanannya. Bisa silaturahmi juga dengan Saudara di Grogot

    BalasHapus
  7. Seru banget ini jalan-jalannya, apalagi bersama keluarga ya. Aku tuh kalau explore gini juga senang banget melibatkan anakku, karena biar dia tau juga bagaiman dia beradaptasi dengan lingkungan baru. Dengan begini jadi banyak pengalamannya anak-anak.

    BalasHapus
  8. Gunung Boga atau Gunung Embun ini persis kaya Negeri di Atas Awan yang terletak di dataran tinggi Dieng dan Lumajang. MashaAllah~
    Menikmati banget kabut di ketinggian tertentu begini... semakin sulit napas gak kak Lid?
    Adeeemm. heheh, berasa mau salju aja ya..

    BalasHapus
  9. Wah bagus banget pemandangan di Gunung Boga ini ya mbak
    Perjalanan yang cukup menantang terbayar lunas dengan pemandangan secantik ini

    BalasHapus
  10. Kabutnya saat hari cerah, jadi kelihatan cakep. Kalau mendung, bakal beda yaaa. Asyik tuh kalau ke gunung gak pakai susah mendaki. Hemat waktu, hehehe

    BalasHapus
  11. cantik banget alam di Gunung Boga ini, walaupun dengan perjalanan yang lumayan ya di 9 jam perjalanan namun bisa sangat menikmati karena perjalanan yg santai. Bener-bener cantik dan bisa melihat kabut dan awan-awan seperti samudra di atas lautan

    BalasHapus
  12. Jadi inget Dieng aku mbaaa

    Baguuuss pol ya view nyaaa
    Beneran bisa healing maksimal ini judulnyaaaa

    BalasHapus
  13. Wah, ternyata cukup jauh juga ya perjalanan ke Gunung Boga. Sampai harus menempuh 5 jam menuju Balikpapan ya, mak?

    BalasHapus
  14. Wah aku jadi takjub kalo melihat pemandangan alam dengan kabut tebal seperti di gunung Boga ini. Itu ketinggian nya berapa ya, Kok bisa sejajar dengan kabut? Lumayan jauh juga perjalanan dari Balikpapan menuju Gunung Boga ya

    BalasHapus
  15. pemandangan alam pegunungan dengan kabut yang menyelimuti memang ikonic banget ya mbak
    aku juga suka banget melihatnya
    perjalanan menuju kesana terbilang jauh tapi terbayar dengan keindahan gunungnya

    BalasHapus
  16. Waaah aku pernahhh camping di situ makanya pas aeal.baca tadi kok perasaan pernah kesini eeh beneran di desember 2021 maak tahun baruan disana seruu

    BalasHapus
  17. Pernah ke Balikpapan tetapi cuma ke Senyiur Hotel saja
    Pelatihan yang padat bikin saya cuma bisa ke pinggir pantai cari makan
    Lupa pula namanya haha karena itu terjadi 2012-2013

    BalasHapus
  18. Pengalaman berharga banget ya berkemah di gunung yang indah banget bak negeri di atas awan. Kalimantan masih asri ya alamnya semoga terus terjaga kelestariannya

    BalasHapus
  19. Ternyata di Kalimantan ada pegunungan juga ya Mba.......keren Mba....spt negeri di atas awan

    BalasHapus
  20. Aku langsung ngebayangin nginep di tenda nya mba 😍. Cuaca sejuk, view-nya cakep, berasa beneran tinggal di atas awan.

    Lumayan jauh yaaa ,tapi kalo kontur jalanan yg berbatu dan perkebunan sawit kiri kanan, aku LGS inget Ama sumatera Utara yg banyaaaak areal begini juga . ga enaknya pas musim hujan, mobilku pernah kejebak lumpurnya, yg bikin ga bisa maju. Setelah lepas dari lumpur, akhirnya mutusin puter balik takut kondisi di depan jauh lebih parah 😅. Mending jalan pas kemarau walo ga enaknya banyak debu

    BalasHapus
  21. MasyaAllah, cantik banget pemandangannya, bener pantas ya disebut sebagai gunung embun. Tempat tendanya pun enak, jadi udah nyaman kalau mau menginap juga yaa.

    BalasHapus
  22. wah seru banget ini bisa ke gunung embun, yang paling senang di rumah ke gunung itu pak su kalau aku belum pernah tapi baca ini kok menarik yah mba senangnya bisa ke sana

    BalasHapus
  23. Cakep banget foto foto awannya, kalimantan mash banyak hutan ya jadi masih banyak kabut . Duh kapan ya main ke Kalimantan

    BalasHapus
  24. Masya Allah indah banget loh pemandangan awannya seru kalau ke sana ya, gimana di sana dingin enggak kak? Asyik banget kalau bersama keluarga di sana ya

    BalasHapus
  25. tanahnya khas banget ya Kalimantan punya. Jadi kangen masa kecil. Pemandangan kayak gini bisa bertahan berapa lama lagi ya mak?

    BalasHapus
  26. Belum pernah ke Kalimantan meski terlihat msh banyak lokasi yg menarik dan msh perawan Dibandingkan tanah jawa

    BalasHapus
Lebih baru Lebih lama