Landmark Kota Palu dan sekitarnya bikin saya kaget. Untuk pertama kalinya saya datang ke Palu. Saat belum benar-benar tiba saja, sudah terlihat pegunungan panjang mengelilingi teluk. Selama berada di Palu, bangun tidur memandang pegunungan, sarapan di depan gunung, jalan-jalan serasa dibarengi gunung. Depan-belakang-kanan-kiri, lagi-lagi melihat pegunungan. Sampai saya berharap, "Ya Allah, semoga bisa ke puncak gunung itu. Terserah, sebelah mana saja."
Kemudian, tibalah impian itu ketika akhirnya pergi ke Puncak Bukit Salena, yang berada di Palu Barat.
Baca juga : Bertemu Awan di Gunung Boga, Paser
Menuju Puncak Bukit Salena
Kota Palu dan kawasan sekitarnya mengitari teluk, di mana teluk ini dikelilingi lagi pegunungan panjang. Pegunungan yang terlihat seperti barisan panjang berlapis-lapis. Keren banget. Kalau tiap hari dihadapkan dengan pegunungan begini, bagaimana tidak terpukau? dan bagaimana tidak punya keinginan untuk ke puncaknya?
Walau begitu, saya mengira tidak mungkin pergi ke puncak yang dekat dengan awan itu. Selain saya tidak tahu bagian mana yang bisa dijelajahi, ada pula kekhawatiran kalau mungkin harus mendaki. Memang dasarnya nggak googling, karena ternyata tidak sesukar yang saya bayangkan, meski juga tidak terlalu mudah.
Namanya Bukit Salena, tertulis di peta Puncak Salena. Tepat hari terakhir di Palu, kami masih menyisakan waktu untuk berkeliling sembari mencari oleh-oleh untuk dibawa pulang. Sepertinya Paksu sudah mencari tahu tentang Bukit Salena ini, beda dengan saya. Maka, beliau mengarahkan kendaraan ke Dusun Salena, Kelurahan Buluri, Kecamatan Ulujadi, Palu sebelah barat.
Kami menggunakan motor dalam perjalanan ini. Perjalanan menjadi menarik ketika mulai menanjaki kaki gunung. Awalnya agak lengang, banyak pepohonan dan suara alam. Ada suara air yang saya yakin itu adalah sungai. Kami pun singgah sejenak melihat sungai yang bening tersebut. Saya biarkan bocah bermain-main sejenak di sungai. Saya pun demikian. Enak banget, segar, dingin, di tengah cuaca hangat Palu.
Kami melanjutkan perjalanan dengan santai, menikmati perkampungan yang asri. Hingga tiba di percabangan, memilih rute kanan untuk melanjutkan rute ke Bukit Salena. Beberapa meter kemudian, kami bertemu portal. Ternyata untuk bisa melanjutkan ke Puncak Bukit Salena, pengunjung harus membayar Rp 5.000,-/orang dewasa.
Jarak dari portal menuju Puncak Bukit Salena ini masih sekitar 10 menit, tergantung kecepatan kendaraan. Tapi, disinilah menurut saya perjalanan paling menantang dimulai.
Memandang Palu dan Sekitarnya di Puncak Bukit Salena
Jalan setelah percabangan dan setelah portal ini benar-benar sangat menantang. Saya yang tidak sempat melihat ulasan-ulasan di dunia maya, jadi tidak punya gambaran seperti apa Bukit Salena itu dan lintasannya. Ternyata...weew. Tanjakannya curam, belokannya tajam, dan beberapa kali menyempit. Sementara pemandangan di sisinya jurang. Pengendara benar-benar harus fokus dan banyak doa.
Dalam hati, kalau tidak memungkinkan sampai puncak ya sudahlah, di perjalanan saja sudah bagus kok pemandangannya. Tapi, Paksu tetap melanjutkan niatnya untuk menuju puncak, gemilang cahaya ♬ehh. Maka, sebagai penumpang saya mah ngikut aja.
Alhamdulillah, akhirnya kami bisa juga tiba di Puncak Bukit Salena, yang katanya berada di ketinggian 890 mdpl. Sampai di atas, rasanya lega banget.
"Medan perjalanan tergolong ekstrim. Jalanan berkelok tajam, dan curam. Pengunjung harus berhati-hati." (demikian beberapa sumber berita Palu dan SulTeng menyebutnya)
Terlihat sudah ada beberapa pengunjung di atas puncak. Ada yang membawa tenda, ada yang hanya duduk-duduk bersantai. Ada keluarga, ada pasangan, ada pula yang bersama kawan. Tidak terlalu ramai, pun tidak teramat sepi.
Begitulah Bukit Salena, tidak perlu bersusah payah mendaki untuk mencapai puncaknya, tetapi menggunakan kendaraan juga tidak semudah menyusuri perjalanan biasa. Hiks.
aktivitas pengunjung di Bukit Salena |
Saya menyempatkan duduk-duduk santai memandang Kota Palu dan sekitarnya. Gunung-gunung berlapis di seberangnya pun tampak terlihat. Kami menebak-nebak, di mana letak kawasan yang "ini", bangunan yang "itu", lokasi tinggal kami sementara, dan tempat-tempat mana saja yang kami singgahi. Sementara bocah asyik memotret.
Saya yang biasanya jarang berfoto sendirian di tempat wisata, kali ini minta berkali-kali difotokan.
Selain dimanfaatkan sebagai tempat camping, Bukit Salena juga digunakan untuk aktivitas paralayang. Terdapat tugu di tepi kawasan luas bukit bertuliskan "ecotourism, Puncak Paralayang Salena." Tetapi, hari itu tidak ada aktivitas paralayang.
Menjelang sore hari, kami bersiap pulang. Tepat ketika pulang, awan bergerak menuju Puncak Salena. Sedikit demi sedikit, sampai menjadi awan tebal. Saya langsung khawatir. Seberapa lama awan tebal ini akan menetap di pandangan kami? Bagaimana kalau kabut berlangsung lama ? Hari sudah sore, kami tidak mungkin menginap di Bukit Salena.
Saya perhatikan orang-orang mulai mengenakan jaket, ada yang bergegas mendirikan tenda agar bisa terhindar dingin. Ya ampun, saya saja tidak punya jaket. Cuaca Palu rasanya 11-12 dengan Balikpapan, panas. Sewaktu sudah sampai puncak pun saya merasa hawanya dingin semata tapi tidak sangat dingin. Ini yang saya rasakan, menurut orang lain bisa berbeda. Tapi, kalau malam tiba, saya yakin bakalan kedinginan juga di puncak ini.
Lalu bagaimana? Esok sudah harus balik ke Kalimantan. Juga tidak mungkin menerobos kabut menyusuri jalan curam. Ujung-ujungnya, bismillah saja, semoga kabutnya tidak terlalu lama.
Setelah menunggu, ternyata kabutnya nggak lama-lama amat stay, hehehe. Alhamdulillah, waktunya bersiap menuruni jalanan terjal berliku, curam, dan panjang.
"Bisa videoin nggak?"
Tiba-tiba sebelum turun gunung, Paksu bertanya. Masalahnya, jalanan curam, sebagai penumpang, saya agak deg-deg-an. Hape nggak ada stabilizernya, ada angin, jadi harus sekuat tenaga dipegang, sedangkan saya juga harus memegang kuat kendaraan. Tapi, lagi-lagi bismillah saja, kalau nggak bisa, ya tidak perlu dipaksa.
Dan ini pemandangan ketika menuruni Puncak Bukit Salena. Waw. Masya Allah, luar biasa banget.
Sedikit tips jika ingin ke Bukit Salena, pastikan jenis kendaraan adalah kendaraan yang mampu menghadapi tanjakan. Pastikan bahan bakar terisi cukup. Cek kondisi kendaraan sebelum turun. Berhati-hati dan berdoa. Di perjalanan pulang, kami juga menyempatkan mampir di sungai kembali. Seru banget. Bersyukur bisa ke Kota Palu.
***
ya Allah cakep banget ya Indonesia. Kota Palu bisa secakep itu ya konturnya. di pinggir teluk dan diapit perbukitan. Semoga suatu saat bisa main ke Palu
BalasHapusIndahnya, birunya begitu mempesona, kebayang yang berada di sana pasti merasakan perasaan amazing
BalasHapusSaya di Makassar, dan Palu so terasa dekat. Tapi tetap belum sampai sana sih hehehe. Mudah2an bisa sampai Palu entah kapan. Kalau suami sih sudah beberapa minggu lalu. Letak Palu yg di teluk memang jd dapat pemandangan laut yaaa... Cantik nih mba Bukit Salenanya. Enak gitu kalau di ketinggian, bisa lihat pemandangan luas di bawah.,
BalasHapusHalo mbaa Lidha. Senangnya bisa melihat pemandangan yang menakjubkan di Bukit Selena. MasyaAllah. Jadi pengen kemping disana. Hehhe. Semoga suatu saat bisa lihat parayangan ya mbaa :)
BalasHapusSubhaanallah indahnya alam ciptaanNya. Bunda pernah ke NTaT dan ke NTB di ajak anak untuk wisata keluarga. Anak bunda ingin sekali merasakan terbang dengan i paralayang karena dia belum pernah jadi kami ditemani oleh Couch-nya untuk jketinggian yang lumayan bagi Pemula. Alhamdulillah mendarat dengan selamat. Keindahannya mungkin sama ya dan memberi kepuasan tersendiri.
BalasHapusCakeeep bangeeet view Dr atas Mbaaa 😍😍😍. Tadi ya aku pikir pas dibilang jalanan ekstreme, aspalnya juga jelek, berlubang , rusak 😅. Ternyata cuma tikungan tajam, terjal dan agak sempit yaa. Aku liat aspalnya bagus.
BalasHapusSetidaknya msh mendingan ini , drpd Bbrp jalanan yg rusak parah yg pernah aku lewatin di sumatera 🤣
Aku blm banyak DTG ke kota2 di Sulawesi. Pengen bgt sbnrnya. ❤️Palu aku masukin list deh, apalagi ada paralayangnya
Akhirnya your wish come true ya Mbak..Senangnya bisa menikmati kota Palu dan sekitarnya dari ketinggian Bukit Salena. Asli cakep banget ini view-nya, meski dengan penuh perjuangan mencapainya, tapi sepadan. Keren!
BalasHapusWah gak harus jauh ke Parigi Moutong dan Tomini, aku 2 tahun lalu paralayang tandem di sana sih. Eh di Kota Palu juga ada tempat Paralayang ya mba...namanya cantik pulak. Bukit Selena, view-nya masyaAllah yaa cantik
BalasHapusMasya Allah indahnya. ternyata Kota Palu itu banyak gunung dan bukit ya Mbak. Nggak nyangka kirain hanya kota di teluk biasa aja. Semoga suatu saat bisa ke sana juga buat traveling ke Sulawesi.
BalasHapusIni secara harfiah emang naik bukit pakai sepeda motor sih ya Mbak, gak heran yang setelah portal sebagai penanda jalurnya mengiris-iris rasa takut. Penjaga portal ngerti kayaknya, sebelum pengunjung dibuat spor jantung oleh tanjakan harus bayar dulu, jadi kalau sampai pengunjung balik, portal tetap dapat fee agar cepat balik modal heheehe...Tapi benaran itu, gak nyesel sampai di puncak. Aku ngiler lihat pemandangannya, pengen juga ke sana. Tapi kapannn...."
BalasHapusMasyaallah bagus sekali bukit salena ini, ternyata di Palu banyak bukit dan gunung nya yang sangat indah ya, jangan sampai terlewatkan jika suatu saat bisa datang ke Palu, gak akan nyesel kalau nanti sudah sampai di puncak nya, disuguhi pemandangan yang masyaallah cantiknya.
BalasHapusMasyaAllah viewny bikin sejuk ya mba hamparan langit biru bikin betah next mau juga explore Palu kalau dikasih kesempatan dan mampir ke Puncak Bukit Salena, yang berada di Palu Barat.
BalasHapusMasya Allah cantik sekali pemandangannya ya mak. Jujur sih aku baru liha Palu ternyata memang secantik ini ya, semoga ada kesempatan bisa eksplor Palu. Indonesia memang indah banget, sayang sekali jika dilewatkan.
BalasHapusmasyaallah indah sekali pemandangan Palu di atas Bukit Salena, ah aku nyesel deh pas ke Sulawesi Selatan kenapa gak mampir dulu ya di Palu
BalasHapusMasya Allah cakep sekali pemandangannya, Palu belum pernah kami kunjungi jadi pengeen...
BalasHapusPalu khasnya bawang goreng krispi bukan yaa?
Saya bacanya saja sambil deg-degan Mbak. Karena beberapa kali kepikiran mau videoin jalan saat turun gitu, ternyata kalah mental. Ga kuat dengan deg-degannya.
BalasHapusmasya Allah indah banget ya pemandangan di atas ya, keren sekali! Jujur aku udah enggak kuat mendaki. Kalau sampai ke puncak lihat kota Palu rasanya pasti menyenangkan ya.
BalasHapusseru yah mb, apalagi kalo bisa seklaian kemping di sana, duh makin happy deh kalo udara dan cuaca Ok akan mendapatkan banyak keajaiban jadi bisa sekalian muhasabah ya
BalasHapusWah, cakep banget pemandangan dari bukitnyaaaa. Jadi mau ke sana juga. Tapi kalau pakai kendaraan dan nyopir sendiri, kayanya aku pas. Mending minta bantuan orang sih karena belum paham medannya kaya gimana
BalasHapusCantiiik banget Puncak Bukit Salena.
BalasHapusAman banget untuk lokasi paralayang ya.. Aku pikir kalau hutan, banyak pohon gedenya, jadi bakalan bahaya.
Keindahan alami kalau sudah sampai Puncak Bukit Salena, masha Allaa~
MasyaAllah, keren bangeeett ya Palu dilihat dari puncak Bukit Salena.
BalasHapusTapi baca gimana perjalanan naiknya sih aku kayaknya nggak bakal berani deh, haha.
Paling takut sama perjalanan pakai kendaraan yang menanjak curam dan sempit begitu. Tapi worth it sebenernya ya. Terbayar dengan viewnya yang spektakuler
Masyaa Allah bagus banget Palu dari ketinggian. Belum pernah ke Palu. Ternyata Palu dikelilingi pengunugan inda seperti ini. Kotanya juga cantik ada disekiling teluk. Paket hemat. Bisa menikmati laut dna gunung sekaligus. Semoga dikasi rejeki bisa mengunjungi Palu.
BalasHapusWalau medannya berat, tapi terpuaskan ya mbak bisa melihat pemandangan kota Palu dari puncak Salena. Untung pak Suami tetap bersikeras bisa sampai puncak, tidak menyerah pada medan yang berat.
BalasHapusKalau saya yang jadi penumpangnya, pasti udah merem aja dan berpegangan erat, diam kaku nggak berani bergerak
benar benar pemandangan yang indah, langit dan bukitnya masih alamai tanpa polusi, semoga masyarakat juga terus menjaga kebersihannya
BalasHapusreaksi pertama liat foto-fotonya...woow keren banget pemandangan di Puncak Bukit Salena
BalasHapus