Ketika pertama berkunjung ke Wisata Hutan Bamboe di KM. 15, saya diberitahu pihak pengelola bahwa nanti akan ada Wisata Meranti, yang juga berada di KM. 15, Karang Joang, Balikpapan Utara. Waktu itu belum ada pemberitahuan tentang kapan Wisata Meranti bisa dikunjungi.
Pada tahun 2023, muncul di beranda IG tentang wana Wisata Meranti. Maka, mampirlah saya ke hutan tersebut ketika kesempatan itu tiba.
Wisata Meranti Balikpapan, Wisata Agroforesty Balikpapan
Sebenarnya Wisata Meranti resmi dibuka untuk masyarakat umum pada 12 Maret 2022. Saya baru merealisasikan kunjungan pada Juni 2023. Untuk akses menuju Wisata Meranti terbilang gampang-gampang (sedikit) susah. Gampang selama ada plang penunjuk, dan akses menuju ke sana bisa dilalui kendaraan. Sedikit susah karena wisata ini terbilang baru, di mana beberapa akses masuknya belum benar-benar rapi karena masih dalam tahap pembangunan.
Kawasan Wisata Meranti Balikpapan ini dikelola swadaya oleh masyarakat, yakni POKDARWIS Meranti. Hal ini pernah saya dengar dari penduduk sekitar pada beberapa tahun sebelumnya. Kawasan hutan Meranti masuk dalam Hutan Lindung Sungai Manggar, kawasan ekologis yang sekian lama berperan penting bagi keseimbangan ekosistem dan kesejahteraan masyarakat Balikpapan. Dengan luas 20 Ha dikelola sebagai kawasan daratan Wisata Meranti dan 50 Ha air mengelilinginya, kawasan wana (hutan) wisata ini ditujukan sebagai area agroforesty KPLH (Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung) sekaligus sebagai kawasan eduwisata. Sehingga pengunjung bisa berwisata, pun bisa belajar tentang hutan meranti.
Menikmati Fasilitas dan Pengalaman Wisata Meranti Balikpapan
Terpampang tulisan besar "Wisata Meranti" di tepi jalan KM.15. Saya pun mengikuti arahan dengan menyusuri perkampungan menuju lokasi wisata. Jika menjelajahi kawasan sekitar, maka akan bertemu beberapa kawasan wisata lain, seperti : Waduk Manggar dan Pesona Jembatan Waduk Manggar, Wisata Bamboe Wanadesa, yang bersisian dengan Waduk Manggar. Sedangkan kawasan Wisata Meranti berada di Kampung Banyumas, dibatasi jalan tol dengan Wisata Bamboe Wanadesa.
Ketika mendekati area masuk Wisata Meranti, saya disambut dengan kondisi jalanan yang masih membutuhkan pembenahan. Tapi, saya tetap meneruskan saja perjalanan, karena meski sempat menebak-nebak arah, toh tetap tiba di lokasi.
Para pengunjung tidak dikenakan tarif masuk ke Wisata Meranti alias gratis. Saat itu benar-benar hanya kami sekeluarga kecil. Tidak ada pengelola, tidak ada penjaga, tidak ada pengunjung lain pun selain kami. Hanya tulisan "Selamat Datang di Wisata Meranti" yang menyambut.
Suara angin, burung, gesekan daun, terdengar jelas. Saya sempat mengurungkan niat untuk masuk. Selain suasana yang sepi, kondisi jalan yang belum rampung, membuat saya berpikir, ini beneran sudah buka ya? Jangan-jangan nggak boleh masuk. Tapi, si bocah tampak antusias menyusuri jalan, maka saya pun menemaninya melihat-lihat area ini.
memasuki hutan wisata meranti |
Terlihat gazebo berbentuk prisma tersebar di lokasi ini. Ada pula gazebo bertiang berlogo Bank Indonesia. Saya perhatikan, nama tempat ini tertulis Wisata Meranti, tetapi sebagian tertulis Wisata Meranti Etam. Ayunan kayu mengundang si bocah untuk duduk di atasnya. Dia sudah membawa bekal sendiri sebelum berangkat. Maka, kami pun menikmati bermain ayunan bersama.
capek? duduk sini dulu. |
Sambil bermain ayunan, saya mengamati betapa tempat ini dikelola dengan apik. Selain pepohonan besar, banyak juga bunga-bunga di tepi jalan setapak. Tanaman persemaian tersusun di bagian lain. Jalan setapak masih berupa tanah keras, tetapi tentu saja bisa dilewati.
menyusuri jalan panjang di bawah pohon rindang |
Setelah beberapa menit berada di lokasi, tampak pengunjung lain datang. Sebuah keluarga kecil, dengan satu anak. Kemudian sepi cukup lama, hingga datang sepasang pengunjung lain.
setelah beberapa menit, datang pengunjung lain |
Saya menyempatkan menyusuri jalan yang masih keras. Beberapa rombong kayu berderet berada di sisi kanan saya. Mungkin untuk berjualan? Entahlah. Terdapat satu balai kayu terbuka yang sepi ketika saya meneruskan langkah. Tempat ini cukup besar, dengan beberapa meja dan kursi. Saya mengira, mungkin nantinya akan difungsikan sebagai pujasera, atau bisa juga berfungsi sebagai tempat pertemuan atau hiburan, karena ada tribune dan papan tulis di depannya, .. Di sisi lain, ada tulisan terpampang "di lokasi ini akan dibangun musholla meranti". Ada tanah lapang yang sepertinya disiapkan untuk outbond. Masih ada area lain yang belum saya susuri, tetapi saya memastikan langkah hanya sampai di tanah lapang dulu, yang pasti area daratannya luas, cocok untuk melakukan banyak aktivitas. Oya, sebagian kawasan Wisata Meranti ini juga merupakan perairan. Kalau saya meneruskan langkah, pasti akan melihatnya. Namun, saya mengurungkan langkah dan memilih berbalik arah.
sepi ya |
Di tempat ini disediakan juga spot foto. Saya cukup senang karena spot foto di sini nyaman terlihat, tidak merusak estetika alam. Oya, walau tempat ini masih dalam pembenahan, namun fasilitas toiletnya sudah jempolan.
Karena, tujuan saya mau ke Wisata Meranti tentu mau belajar tentang pohon meranti. Jadi, yuk kenalan tipis-tipis dengan meranti.
Eduwisata Mengenal Meranti
Sebagai anak Kalimantan, sejak kecil saya sering mendengar pohon/kayu meranti. Tapi, walau ngaku anak Kalimantan, saya juga nggak tahu pohon meranti itu yang bagaimana, hihihi. Rasanya baru ini benar-benar melihat pohon kayu meranti. Atau melihat, tapi tidak mengenal meranti.
Berkat berkunjung ke tempat ini, saya jadi tahu kalau meranti bukan hanya nama (sebuah) jenis pohon. Meranti di beberapa wilayah disebut juga seraya, yang merupakan nama genusnya, shorea, yang beranggotakan sekitar 194 spesies. Di Indonesia, meranti terkenal berasal dari Kalimantan. Meranti berasal dari suku dipterokarpa, kelompok tumbuhan pantropis berkayu besar, berat dan keras yang batangnya dimanfaatkan untuk perkayuan, karena anti rayap. Pepohonan diptorekarpa cenderung tinggi dengan sebagian jenisnya tumbuh sangat perlahan.
Sebagai kawasan wisata yang difungsikan menjadi 'rumah' bagi pepohonan meranti, vegetasi yang mendominasi di sini adalah kayu meranti (shorea johorensis foxw) dan jati belanda (gmelina arborea roxb). Vegetasi lain juga banyak, seperti rotan, sengon, bambu, juga pohon buah.
Jenis-jenis meranti yang sudah dikenal umum yakni, meranti merah, meranti kuning, meranti putih, pohon bangkirai (shorea laevis), balau (shorea spp), balangeran (shorea balangeran burck), juga termasuk dalam pepohonan meranti-merantian. Meranti dimanfaatkan kayunya untuk furnitur, bahan utama konstruksi bangunan, juga bahan pembuat kertas. Beberapa jenis meranti bisa menghasilkan damar (getah). Sebagai pohon, meranti berfungsi secara ekologis bagi kehidupan satwa sekitar, juga mencegah erosi.
"meranti kuning, damar bakalon, rambutan, meranti merah, meranti tembaga (lampong)" |
Menariknya, informasi tentang pohon meranti ini saya dapatkan dari meranti-nya sendiri, hehehe. Pohon-pohon di Wisata Meranti ini sudah dipasang QR code. Dengan begini, saya bisa mengakses informasi mengenai pohon terkait. Keren sih!
informasi setelah pindai |
Setelah "berkenalan" dengan beberapa meranti, akhirnya saya putuskan pamit. Ingin nanti bisa balik ke tempat ini lagi. Melihat perkembangan dan bertemu dengan pohon-pohon ini lagi.
***
Wisata Meranti Etam Balikpapan
Jl. Giri Rejo KM.15, Kel. Karang Joang, Balikpapan Utara
Website : http://www.merantikita.org/
Instagram : wisata_meranti
Maps : Wisata Meranti
Fasilitas : toilet✔, ayunan✔, bangku taman✔, spot foto✔, tempat sampah✔, musholla (perencanaan), pujasera/warung (belum tersedia)
Kegiatan : family trip/short trip✔, outbond, camping, gathering (kontak pengelola)
***
Naah aku pernah denger tuh kayu Meranti. Keluargaku kebetulan banyak yg pengusaha furniture jati mba. Makanya aku suka cari tau kayu jenis apa lagi yg anti rayap selain jati. Katanya memang Meranti. Tp aku ga pernah liat kayunya.
BalasHapusMenarik sih, aku kalo Di sana, juga bakal baca sebanyak mungkin informasi ttg pohon2nya 😁