Pengumuman Pemenang Mini Giveaway pulsa 50K : Sampah Plastik

sampah Plastik


Pengumuman ini adalah lanjutan dari blogpost sebelumnya : Sampah Plastik, Tema Lingkungan Hidup 2018

Awal Juli 2018 ini, Balikpapan menjadi kota kedua setelah Banjarmasin yang melarang penggunaan kantong plastik di jaringan pasar modern. Kabarnya, penerapan ini cukup sukses dan berjalan lancar di Banjarmasin. Masyarakatnya pun terbiasa. Sedangkan di Balikpapan, aturan ini baru dimulai 3 Juli 2018. Sebelumnya saya melihat beberapa pasar modern besar mencantumkan pengumuman ini kala ingin berbelanja, ada juga yang mencantumkannya di dekat kasir. Ada yang memulainya tepat 1 Juli, dan 2 Juli 2018. Meski disebutkan aturan 'anti kantong plastik' ini terjadi di 120 unit pasar modern setempat, namun, dari pengamatan saya pribadi penerapan ini terjadi di seluruh supermarket, sementara saat saya berbelanja di sebuah minimarket ternama, masih diberi kantong plastik.



Bermanfaatkah Penerapan 'Tanpa Kantong Plastik' Saat Berbelanja ?

Tujuan dari kebijakan pemerintah ini tak lain untuk meminimalisir sampah plastik yang memang susah didaur ulang dan mendominasi. Tentu saja, pasti ada ketidaknyamanan yang akan diterima masyarakat. Tapi, kebijakan ini memang sesuatu yang patut dicoba agar masyarakat terbiasa. Bisa disebabkan karena terbiasa. Sebenarnya di Balikpapan ada beberapa grosiran yang menerapkan belanja 'Tanpa Kantong Plastik'. Produk-produk yang dijual pun jadi jauh lebih murah.

Kebijakan berbelanja tanpa kantong plastik pun sebenarnya justru akan memicu sumber daya kreatif untuk menciptakan kantong belanja pengganti plastik alias kresek. Teman-teman mungkin ada yang berminat di jalur ini? Boleh lho dicoba.



Nah, sekarang siapa saja sih yang ikut berkomentar di blogpost Mini Giveaway : Sampah Plastik beberapa waktu lalu ? Dari dari beragam komentar, sepertinya bisa saya ambil kesimpulan bahwa teman-teman sepakat permasalahan sampah plastik bukan hanya menjadi tugas pemerintah semata, tapi sangat penting membangun kesadaran diri sendiri. 

Ide penanganan sampah pun beragam, ada yang ingin melibatkan publik figur setempat (biasanya masyarakat kita ini sangat senang mengikuti idolanya), ada yang berharap penanganan sampah di Indonesia mirip seperti di Kamikatsu Jepang. Ada pula yang sudah banyak menuliskan tentang sampah plastik ini di blognya. Wah, salut saya lho. Saya masih jauh dari semua itu.

jadi, siapa saja teman-teman yang berkomentar pada blogpost lalu?
Oya, saya hanya mengikutkan mereka yang mencantumkan emailnya saja ya :)



Komentar dari :

DuniaFaisol
duniafaisol@gmail.com


Aku sih malah kepingin ya mbak, di Indonesia umum memisahkan. Jenis-jenis sampah sesuai bahan dasarnya, dan kalau khusus sampah plastik ini, selain didaur ulang, juga mungkin bisa menjadi wadah atau sarana buat para pelaku industri kreatif dan menyulapnya menjadi barang mewah. 


Komentar dari :

Ratna Ningsih 
ratnawidodo1@gmail.com

Saya tinggal di sawangan, Magelang, bisa di bilang masih ndeso alias pedesaan, awalnya warga di pedesaan yang tidak mempunyai lahan khusus tempat pembuangan sampah (dengan cara dipendam , atau di bakar, yang keduanya sama2 bukan solusi yang tepat menurut saya) , sungai menjadi pilihan untuk pembuangan segala jenis sampah bagi warga, namun kurang lebih dua tahun terakhir, ada program dari desa untuk menangani masalah pembuangan sampah di sungai. Seperti di perkotaan, ada petugas yang mengrambil sampah setiap dua hari sekali, dengan membayar iuran sebesar 10 ribu/bulan. Namun yang belum bisa dipatuhi oleh sebagian masyarakat disini adalah masalah pemisahan sampah organik dan non organik.

Ya dengan alasan ribetlah, yang lain juga tidak di pisah, dan alasan segambreng lain.
Tapi saya kadang berpikir iseng, mungkin akan lebih tepat sasaran kalau yang mengkampanyekan program pengolahan sampah, baik pemisahan sampah atau daut ulang sampah adalah tokoh yang disegani oleh masyarakat entah ulama, pejabat desa, atau publik figure yang banyak dijadikan kiblat gaya hidup bagi anak muda. Sehingga mereka lebih bisa mengikuti karena sungkan untuk berkata tidak.


Komentar dari :

Rani Rtyas 
ranirtyas@gmail.com

Selama ini aku udah belanja menspad kain tapi berhubung keluarga mertua itu yang perempuan cuma aku sama baby gempil, aku jadi dilema di mana aku harus jemur itu menspad :( hasilnya balik lagi deh ke yg disposabel gitu. Membaca ulasan ini jadi reminder diri sendiri kayaknya aku harus cari cara ini biar jemuranku tersembunyi.

Selain itu, di supermarket besar kadang kan kalau dari kassa 1 ke kassa lain suka dikasih plastik yang beda-beda, nah itu aku kadang minta jangan dikasih plastik lagi. Seharusnya sih bawa tas kain yang biasa dibawa ke minimarket ya, tapi aku kadang malu kalau bawa tas belanjaan kain kalau ke supermarket besar hahaha. Semoga next kalau niat belanja besar harus nggak malu lagi ya bawa tas belanja sendiri :) 

Oya, kalau mau ngasih kado buat temen yang habis lahiran atau nikahan bisa juga lho disumbang pake menspad kain.



Komentar dari :

Munasya 
Sy4r0h@gmail.com

Beberapa tahun yg lalu saya sama dengan orang Indonesia kebanyakan yang tidak peduli dg sampah plastik dan menggunakan plastik dalam keseharian, sampai kemudian tahun lalu ketemu dengan bule-bule luar negeri di Bali yang perhatian banget dengan kondisi lingkungan Indonesia. Para bule ini sudah tidak pernah lagi menggunakan plastik dalam keseharian dan secara rutin melakukan bersih-bersih pantai dan lingkungan sekitar dari sampah yang berserakan. Dari situ kemudian timbul rasa malu yang menyeruak, lha orang luar saja yg notabene adalah tamu sangat peduli dengan lingkungan Indonesia dan tidak menggunakan plastik, masak kita sebagai tuan rumah bersikap pongah dan cuek terhadap kelestarian lingkungan kita. 

Semenjak itu saya kemudian mencoba untuk mengurangi penggunaan sampah plastik dalam keseharian dan menganjurkan teman dekat dan keluarga untuk mengurangi sampah plastik. Saya juga menuliskan banyak artikel mengenai bahaya sampah plastik di blog yg saya punya. 

Memang sih tidak mudah mengubah perilaku penggunaan plastik dalam keseharian masyarakat Indonesia, namun semuanya bisa dimulai dari diri sendiri. Dengan aksi nyata yang kita lakukan sendiri secara langsung dan didukung dengan argumentasi/penjelasan saat ada yang bertanya, saya yakin lambat laun akan banyak orang yang tergugah dan menyadari bahaya penggunaan plastik. 



Komentar dari :

Putu Eka Jalan-jalan 
kotaksurat@putuekajalanjalan.com

Miris sebenarnya melihat sampah plastik berserakan dimana-mana. Ndak usah jauh-jauh, didekat rumah ada sungai, dan para penduduk sekitar dengan entengnya membuah sampah plastik ke bantaran sungai. 

Untuk penanggulangan sampah plastik sich mari kita mulai dari diri kita sendiri.
Saya mulai melakukannya dengan menggunakan botol minum yang terbuat dari aluminium, jadi mengurangi membeli air dalam botol kemasan, juga ketika berbelanja menggunakan tas kain. 


Komentar dari :

Duduk Paling Depan 
dudukpalingdepan@gmail.com

Wah salut banget sih untuk orang-orang yang memang membiasakan untuk diet sampah. Berarti si Lauren juga nggak pernah beli duren dan dibawa ke rumah ya? sampah kulit duriannya kan banyak banget soalnya, wkwkwk. Kalau saya sampai saat ini hanya bisa melakukan hal kecil seperti buang sampah pada tempatnya, menyimpan sampah sementara kalau di tempat umum nggak ada tong sampah, dan bawa tote bag kalau belanja (walau sering juga ketinggalan). Meskipun bukan tindakan besar tapi saya berusaha memulai dari lingkup diri sendiri dan keluarga. 



Komentar dari :

Rosanna Simanjuntak 
 rosannasimanjuntak93@gmail.com 

Untuk mengurangi sampah plastik aku mulai dari diri sendiri dan keluarga misalnya menggunakan tumbler untuk air minum saat bepergian dari rumah, membawa tote bag saat belanja (cuma kalau yang ini sering lupa bawa apalagi kalau belanjanya bersifat insidental).

Aku percaya dalam menangani masalah plastik ini, sekecil apapun usaha kita amat sangat-sangat berarti bagi bumi yang kita sayangi ini.
Jadi, marilah mulai dari diri sendiri, mulai saat ini!

---
Terima kasih kepada teman-teman yang sudah berkunjung, menuliskan komentarnya dan mengikuti Mini Giveaway pulsa 50K ini. Tapi, karena saya hanya mengambil 2 orang saja untuk mendapatkan pulsa, serta penilaian dan penjurian berdasarkan kacamata saya pribadi, jadi saya memohon maaf tidak bisa memuat semua nama teman-teman yang sudah berkomentar. 

Dan 2 orang yang berhak mendapatkan pulsa 50K  adalah :

Munasya
Sy4r0h@gmail.com

dan

Ratna Ningsih
ratnawidodo1@gmail.com




Keduanya akan saya hubungi lewat email :)



Terima kasih sekali lagi.

Salam, 
Lidha Maul

5 Komentar

Terimakasih telah membaca, silakan berkomentar yang baik. Mohon tidak menaruh link hidup, situs yang mengandung SARA, judi online, web scam dan phising, karena akan dihapus.

  1. Selamat buat para pemenang, ditunggu giveaway berikutnya,.

    BalasHapus
  2. giveaway sangat menarik. baca ini sy dapat ilham / ide untuk menjadi ide yg akan sy terapin. entah ini nanti gagal atau berhasil sih.

    patut dicoba dulu pastinya

    BalasHapus
  3. Sanat menarik dari segi idenya. jaditerinspirasi nih jadinya aku ini

    BalasHapus
  4. give away unik sekali. Selamat untuk pemenang. Selanjutnya give away apa yaa??

    BalasHapus
Lebih baru Lebih lama