HARI BUMI, SAYANGI BUMI DENGAN KELOLA SAMPAH MANDIRI

Hari Bumi Sedunia 2022

HARI BUMI SEDUNIA 2022

Sudah tahu bahwa setiap tanggal 22 April merupakan HARI BUMI SEDUNIA? Tahun 2022 ini, Hari Bumi Sedunia mengusung tema Invest in Our Planet, atau Berinvestasi di Planet Kita.

Sejarah Hari Bumi berawal dari keyakinan senator Amerika Gaylord Nelson bahwa lingkungan di bumi dalam keadaan yang terus memburuk. Keyakinannya berlanjut menjadi misi menyadarkan publik tentang pentingnya lingkungan. Gaylord Nelson pun mengadakan gerakan Lingkungan Modern dan mengumumkan konsep Hari Bumi pada sebuah konferensi di tahun 1969. Satu tahun kemudian, pada 22 April 1970, diadakan aksi unjuk rasa yang menyuarakan kebutuhan akan lingkungan yang sehat serta anti pencemaran udara. Sejak tanggal itu, diadakanlah Hari Bumi Sedunia pada setiap tahunnya.
BERINVESTASI untuk planet berarti kita perlu bertindak berani, berinovasi secara luas, menerapkan langkah-langkah berkeadilan yang perlu dilakukan untuk menjaga kelestarian bumi, dan bertanggungjawab sebagai mitra planet hijau ini. Karena masa depan yang hijau adalah masa depan yang sejahtera. Nah, ada satu jenis tantangan besar demi menjawab masa depan hijau ini, yakni mengentaskan permasalahan sampah. 

Mengelola sampah bisa berkaitan dengan investasi untuk planet kita? Ya, tentu saja. Seperti yang dilakukan demfarm.id baru-baru ini yang mengajak kita semua untuk peduli dengan lingkungan dalam aksi Demfarm Sayang Bumi.


PERMASALAHAN SAMPAH, MASALAH BAGI BUMI

Sampah Plastik, Momok Bagi Bumi

Saking menumpuknya sampah di bumi, sampai ada ide mengirimkannya ke planet lain. Hah, ide apa ini? Awalnya saya melihat ide ini banyak bermunculan di berbagai film. Namun, tidak hanya memunculkan lewat film, ide ini muncul juga di kenyataan. Sampai-sampai ada ide untuk memindahkan kehidupan di bumi ke planet lain akibat banyaknya permasalahan di dunia. Unik benar pikiran manusia. Planet bumi sudah jelas menjadi tempat tinggal bagi manusia dan makhluk lain, sehingga yang tepat adalah memelihara dan menjaga planet bumi.

Memelihara dan menjaga planet bumi tentu punya ragam cara. Salah satunya adalah “pengelolaan sampah”. Sampah menjadi isu lingkungan yang besar bagi dunia, khususnya sampah non-organik (anorganik). Beberapa jenis sampah non-organik berdasarkan bahannya, yakni : plastik, puntung rokok, stirofoam, besi, kaleng, kaca, kabel, ban, kertas. Jenis sampah ini merupakan jenis sampah yang sulit terurai. Dari berbagai data luar negeri, sampah anorganik terbanyak yang menempati ruang di muka bumi adalah sampah plastik. Hal ini dikarenakan penggunaan plastik yang jauh lebih banyak untuk kebutuhan sehari-hari dan juga bersifat sekali pakai. Mengutip ourworlddata.org, dunia dapat menghasilkan sampah plastik hingga 380 miliar ton per tahun, yang nantinya dapat berakhir menjadi polutan bagi lingkungan kita dan lautan.
fotografer : Lucien Wanda

Sampah plastik menjadi momok bagi bumi, karena penggunaan plastik sehari-hari juga karena sejak awal produksi ‘ia’ telah membutuhkan energi yang besar sehingga menghasilkan emisi karbon, dan masih berlanjut menghasilkan emisi karbon hingga plastik dicetak menjadi benda-benda seperti yang kita gunakan saat ini. Banyak produk plastik yang bersifat sekali pakai, inilah yang menjadi hantu bagi permasalahan penanganan sampah kita saat ini. Misal, penggunaan kresek atau kantong plastik atau kompek (menurut bahasa saya), botol dan gelas plastik minuman, sedotan, pembungkus makanan dan pembungkus minyak goreng yang juga dari plastik. Karena kebanyakan plastik sekali pakai ini berkualitas rendah, sehingga sulit didaur ulang secara pabrikan. Maka, selain adanya pengelolaan produksi plastik sekali pakai yang tepat, kita (selaku individu) perlu untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, misalnya dengan membawa tas kain (tas berulang) saat berbelanja.

Sampah Organik dari Rumah

Membayangkan sisa-sisa dedaunan yang gugur sebagai sampah organik memang tepat. Namun keliru jika berasumsi tidak ada masalah dalam sampah organik. Beberapa jenis sampah organik memang dapat didaur ulang, ada yang menyatu dengan alam, menjadi siklus pertumbuhan, seperti daun-daun kering dan kotoran hewan. Ada pula sampah organik yang dapat menjadi kerajinan layaknya ranting-ranting pohon. Sayangnya, jenis sampah organik yang berasal dari sisa-sisa makanan (baik food loss dan food waste) cenderung memiliki masalah lingkungan, bila dilihat dari penanganannya. Misalnya : sisa-sisa kupasan kulit buah, dan potongan sayur-mayur mentah yang dibuang bercampur dengan sampah lain. Sisa makanan yang kita makan yang dibuang asal juga menjadi masalah. Hayo, siapa yang masih mubazir kalau makan? Nah, nyatanya permasalahan sampah yang besar bagi dunia, juga berawal dari ketidakmampuan individu menangani masalah sampah yang ada di dirinya, di rumahnya sendiri.

INDONESIA PENGHASIL SAMPAH TERBESAR

Jika ngomongin sampah dunia terlalu besar, boleh kiranya kita menengok sampah di negeri sendiri. Bersumber dari indonesia.go.id pada tahun 2021, Indonesia menempati juara ketiga penyumbang sampah terbesar di dunia sebesar 67,8 juta ton , setelah India 126,5 juta ton dan China 70,7 juta ton. Di beberapa data lain, Indonesia malah menempati juara kedua sebagai negara penyumbang sampah plastik terbesar di dunia. Sementara data dari reusethisbag.com menyebut benua Asia sebagai penyumbang sampah plastik di lautan nomor satu tertinggi di dunia sebesar 81%.

Mungkin, masih ingat pada foto viral “kuda laut menjepit cotton bud“ oleh Justin Hofman pada 2017 di Sumbawa. Sedih sekali melihatnya. Hal menyedihkan ini ternyata masih terjadi lagi. Pada tahun 2018, ditemukan bangkai paus sperma di Wakatobi, yang di dalam perutnya terkandung 5,9 kg sampah plastik. Tahun itu, mungkin banyak dari kita berharap permasalahan sampah sudah menemukan kemajuan penanganan. Namun, tahun demi tahun, kok masih sama? Data KLHK pada tahun 2019 menyebutkan bahwa plastik menjadi sampah anorganik terbanyak setelah sampah organik. Beberapa kali saya ke tempat wisata lokal termasuk pantai, masih saja banyak ditemukan sampah plastik.

Dari mana sampah banyak berasal?

Mari menjawab dengan cara memilah dulu komposisi sampah ini berdasarkan data dari sipsn.menlhk.go.id


Pertama, komposisi sampah berdasarkan jenis sampah, dapat dilihat ternyata yang terbanyak berasal dari sisa makanan, disusul dengan sampah plastik

Kedua, komposisi sampah berdasarkan sumber asal sampah. Ternyata, yang terbesar berasal dari sampah Rumah Tangga, disusul dengan pasar, dan perkantoran. 

Ini menunjukkan : Benar seperti yang telah diungkit di atas, bahwa penanganan sampah sudah semestinya dimulai dari rumah sendiri. Bersikap adil, bijak dengan mengelola sampah secara mandiri.

Bagaimana caranya?

Demfarm Sayang Bumi : Mengelola Sampah Secara Mandiri, Investasi Untuk Bumi

Benar, pemerintah bertanggung jawab atas pengolahan sampah, membuat dan mengatur kebijakan yang menguntungkan lingkungan. Sementara itu, kita juga perlu ikut berperan untuk mengurangi limbah rumah tangga. Karena berdasarkan besarnya produksi sampah rumah tangga, maka sangat penting bagi kita untuk mengelola sampah mandiri.

Cerita tentang kemandirian pengelolaan sampah hingga menjadi lebih berguna ini saya simak pada sebuah event online yang diselenggarakan Demfarm.id  yang bertema "Cerita Pejuang Lingkungan : Bersama Berinvestasi Menjaga Bumi,"  bertepatan pada Hari Bumi Sedunia, 22 April 2022. Mereka adalah Bpk. Hasman, Kepala Bidang Kebersihan dan Pemanfaatan Sampah Kota Bontang dan Paskalina Agus Monika, owner dari Seife Indonesia.

Meneladani TPS Terpadu Bessai Berinta

Berawal dari inisiasi PT. Pupuk KalTim (PKT) untuk menekan laju penumpukan sampah, maka bersama pemerintah kota setempat, yakni Kota Bontang, dibangunlah Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bessai Berinta. Sebagai sesama warga Kaltim, saya baru tahu tentang pengelolaan sampah bersinergi dan terintegrasi seperti ini di Kota Bontang. Pengembangan TPST ini dilakukan bersama Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bontang. 

Sebelum sampah menuju TPST, sampah-sampah ini telah mengalami pemilahan dari lingkungannya masing-masing. Telah dilakukan edukasi ke masyarakat, juga kepedulian dan pemberdayaan masyarakat. Terdapat Bank Sampah Unit di kelurahan dengan total 22 unit BSU. Masyarakat yang telah memilah sampah dapat langsung memperoleh manfaat yang telah dikonversi dari total sampah pada saat penyetoran sampah.

Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bessai Berinta Kota Bontang

Adapun sampah yang sudah singgah di TPST Bessai Berinta terbagi menjadi sampah organik, dan sampah anorganik. Sampah organik akan diolah menjadi pupuk kompos, dalam bentuk padat. Sementara sampah anorganik akan diolah menjadi sesuatu yang berguna kembali. 

Sudah cukup?
Ternyata tidak sampai di situ, di TPST Bessai Berinta juga terdapat green house, di mana sayur-mayur ditanam, sehingga pupuk yang sudah diolah dapat diaplikasikan. Tidak hanya itu pula, di sini terdapat budidaya Maggot BSF atau black soldier fly (larva sejenis lalat berwarna hitam sebesar tawon) yang berguna menghasilkan berbagai produk seperti kompos padat, lindi (kompos cair),dan larva untuk pakan ternak. Implementasi program ini dikembangkan dari sampah sisa-sisa makanan. Keren ya.

kiri : green house, kanan : kompos yang sudah dikemas (lokasi: TPST Bessai Berinta)

budidaya BSF (black soldier fly) di TPST Bessai Berinta

Seife, Bisnis dari Limbah Dapur

Paskalina Agus Monika, atau yang akrab disapa Monika menyebut bisnis yang dikelolanya berawal dari hasratnya untuk mengelola limbah dari dapur. Sebut saja minyak jelantah, salah satu limbah memasak. Monika mencermati bahwa limbah minyak jelantah tidak layak digunakan ulang serta sangat buruk bagi lingkungan jika dibuang, terutama dari kebiasaan masyarakat, dibuang di perairan.

Dari minyak jelantah inilah awal Monika mengubah menjadi lilin aroma, kemudian berinisiatif kembali untuk memproduksi sabun organik. Monika yang juga memerhatikan isu lingkungan tidak menggunakan tambahan SLS, paraben, atau palm oil ke dalam produknya. Untuk melihat produk seife bisa mampir ke IG @seifeindonesia

Menurut Monika, langkah kecil kita dalam mengurangi sampah sehari-hari yang dapat dilakukan adalah :
1. Membersihkan sampah di sekitar rumah 
2. Mematikan lampu dan alat lainnya saat tidak digunakan 
3. Menanam tanaman di rumah 
4. Matikan keran air ketika tidak digunakan 
5. Membeli barang dengan kemasan minimalis 

Berinvestasi Menjaga Bumi dengan Mengurangi dan Mengelola Sampah Sendiri (3R)

Untuk menjaga keberlangsungan hidup dengan keseimbangan alam, kita dapat berlaku bijak mengurangi sampah dan mengelola sampah yang timbul dengan cara yang efektif, efisien dan dimulai dari diri sendiri.
  1. Memilah sampah organik, anorganik, dan sisa makanan.
  2. Menjadikan sampah organik sebagai pupuk.
  3. Tidak berlebihan dan selalu menghabiskan sisa makanan, sehingga tidak menghasilkan sampah jenis ini, karena tidak dapat dicampur dengan sampah organik.
  4. Mengurangi dan mengolah penggunaan sampah plastik dengan cara 3R:

Reuse
Pakai ulang atau ganti barang sekali pakai dengan barang-barang yang dapat berulang penggunaannya. Misal : mengganti penggunaan sedotan plastik dengan sedotan stainless atau reusable. Mengganti gelas plastik sekali buang dengan tumblr.

Reduce
berarti mengurangi. Bawa tas kain saat berbelanja, alih-alih meminta kantong plastik/kresek. Kalau saya paling senang membawa tas punggung besar. Karena setiap belanja tinggal cemplang-cemplung ke dalam tas, hehehe.

Recycle
Daur ulang. Mengolah kembali (calon) sampah menjadi barang berguna. Seperti memanfaatkan kembali gelas atau botol plastik menjadi pot tanaman. Mendaur ulang sedotan menjadi hiasan, dan kerajinan tangan. Daur ulang juga berguna memunculkan nilai ekonomi produk.

Bergerak Bersama Demfarm !

Berangkat dari semangat berkelanjutan, Demfarm.id mengajak semua untuk mengikuti social movement (lihat instagram @demfarm.id) bertepatan dengan Hari Bumi Sedunia.

Saya percaya bahwa kita peduli dengan bumi, sayang dengan bumi ini. Namun, mungkin tidak semua tahu bagaimana bertindak. Semua ini bisa dimulai sejak hari ini. Mungkin ada yang masih merasa sendirian dalam menggunakan produk dari daur ulang sampah. Mungkin ada yang pernah diejek, karena (dianggap ribet) ketika enggan menggunakan plastik sekali pakai. Maka, di momen Hari Bumi Sedunia inilah waktunya. Kita bersama-sama membumikan gerakan sayang bumi. 
Cukup sampaikan ide dan kebiasaan kita dalam mengurangi sampah lewat 3R (reuse, reduce, recycle) lewat instagram teman-teman. Jangan lupa untuk mention, tag dan follow IG @demfarm.id  Kemudian daftarkan post/reel/video ke tinyurl.com/DemfarmSayangBumiChallenge dan dapatkan merchandise ramah lingkungan

Saya pun turut berpartisipasi bersama Demfarm di Hari Bumi Sedunia. Telah menjadi kebiasaan di rumah  untuk tidak buru-buru membuang samppah rumah tangga. Saya memilah sampah organik untuk menjadi pupuk bagi tanaman-tanaman di rumah. Pun saya berusaha memanfaatkan kembali sampah-sampah anorganik, seperti sampah plastik.

Klip video di atas adalah bagaimana sampah plastik kemasan migor yang cenderung keras dan anti bocor dapat dipergunakan kembali menjadi tempat tanam. Dalam klip video tersebut saya menumbuhkan kembali (regrow) kangkung air.

Beberapa barang/ kemasan plastik bekas juga saya manfaatkan kembali menjadi sesuatu yang berguna. Foto dan video lawas telah saya taruh dalam instagram @lidhamaul. Sementara beberapa kegiatan olah sampah sehari-hari yang telah saya dokumentasikan, akan saya bagikan kembali secara bertahap di blog dan media sosial pribadi. Karena sejatinya, hari bumi adalah momentum, tetapi menyayangi bumi adalah setiap saat.

Ada kalimat yang terus saya ingat, bahwa jangan pernah mengabaikan langkah kecil. Karena hal kecil dapat berimplementasi besar di muka bumi. Jadi, mari kita teruskan langkah-langkah kita yang terasa masih kecil ini untuk berinvestasi bagi bumi. Lakukan 3R, mari kelola sampah mandiri, sejak dari rumah sendiri.

Salam Cinta Bumi.
Lidha Maul.

22 Komentar

Terimakasih telah membaca, silakan berkomentar yang baik. Mohon tidak menaruh link hidup, situs yang mengandung SARA, judi online, web scam dan phising, karena akan dihapus.

  1. Serem ya kalo mikirin masalah sampah yg semakin menumpuk ini, dan kaitannya Ama lingkungan 😣. Terkadang bingung, kenapa orang2 banyak yg belum ngerti soal begini. Masih seenaknya buang sampah kemana2 . Kok Yaa ga mau gitu negaranya bersih 😔..

    Cara yg aku pakai skr ini, mungkin hanya kecil2an, tapi berharao bisa berkelanjutan. Mulai dari ngajarin dan mendidik anak2 ttg budaya membuang sampah. Aku bisa marah banget kalo sampe melihat mereka buang sampah sembarangan.

    Kedua, dari makanan. Sebisa mungkin masak secukupnya, supaya ga nyisa banyak. Krn aku tau itu jadi limbah yg ga BGS buat lingkungan.

    Kalo ttg tas kain saat belanja, itu juga udah dari dulu. Tapi sejujurnya blm bisa lepas 100% dr plastik. Msh tetep butuh, tapi berusaha untuk ngurangin

    BalasHapus
  2. Pengelolaan sampah di RT RW lingkungan rumahku belum baik nih. Pemisahan sampah organik dan nonorganik belum sepenuhnya terealisasi. Masalahnya, warga banyak yang belum paham soal kelestarian bumi dan lingkungan. Kalau aku pribadi sekeluarga sudah lama mengusahakan mengurangi sampah plastik dengan selalu membawa wadah makanan dan botol minum dari rumah saat bepergian :)

    BalasHapus
  3. Setuju Mbak, jangan sampai mengabaikan langkah kecil, seperti bijak mengelola sampah di rumah. Karena dengan hal kecil yang dilakukan berkesinambungan dan dikerjakan bersama-sama dengan keluarga lain, tentu bisa berdampak besar bagi kelestarian bumi kita.

    BalasHapus
  4. Sedih banget melihat sampah ini ya, apalagi Indonesia masih jadi negara terbesar pemasok sampah nih. Pengendalian ini memang harus dimulai dari diri kita sendiri dulu sih ya, agar bisa menularkan pada yang lainnya juga.

    BalasHapus
  5. Langkah mudah yang kita lakukan sederhana tapi kalau kompakan berdampak pads lingkungan.

    BalasHapus
  6. Inspiratif...aku pun berusaha untuk bisa mengolah smapah dari rumah jadi gak terlalu banyak yang dibuang ke TPS ..Berusaha untuk mengurangi sampah yang masuk ke rumah juga..

    BalasHapus
  7. Alhamdulilah sedikit-sedikit sudah mulai milah sampah dan ngompos. Lagi mau buat biopori dan tanam ulang tapi waktunya belum ketemu hehe.

    BalasHapus
  8. Saya tuh salut sama TPST Bontang. Rasanya pengen pemerintah kota saya belajar di sana ... di sini rasanya percuma kami memilah sampah organik dan bukan karena saat diambil petugas sampah, digabungnya saja.

    BalasHapus
  9. Kalau melihat reels dan IG kak Lidha sih...aku yakin banget dengan kepedulian kak Lidha dan bahkan konsisten melakukan hal-hal baik terkait menjaga lingkungan.
    Dan minimal, menular ke anak, suami juga circle terkecil.
    Aku pun jadi ikutan nih..mengelola sampah dan berbuat sebisa mungkin untuk melakukan hal baik untuk menjaga bumi. Paling suka mematikan listrik akutu..
    Karena alhamdulillah rumahnya juga kaya akan sinar matahari kalo siang. Dan sengaja gak pasang AC. Hihi...ini sih antara jaga lingkungan sama gak mau biaya listrik naik yaah..

    BalasHapus
  10. Aku belum kelola sampah sendiri nih. Palingan sampah organik kubuang ke kebun supaya jadi pupuk tanaman. Kalo non organik, masih sekadar kusetor ke tukang sampah.

    BalasHapus
  11. Senang banget waktu saya mendapat kaos berbahan dari botol plastik yang didaur ulang. Saya semakin semangat untuk memilah sampah. Kalau dikelola dengan baik, bisa menghasilkan barang baru yang tidak kalah bagus dan unik

    BalasHapus
  12. Iya mbak, setuju
    Jika setiap rumah bertanggungjawab atas sampahnya masing-masing, maka persoalan sampah ini akan mudah diatasi ya

    BalasHapus
  13. Sedih juga ya karena Indonesia jadi penyumbang sampah terbesar juga di dunia. Aku pribadi belum pintar ngelola sampah, tapi kalau sampah organik, bekas kupas-kupas, biasanya bisa dimakan ternak. Kalau plastik, paling berusaha buat ngurangin

    BalasHapus
  14. Permasalahan sampah ini memang tiada habis ya sampai detik ini. Ya karena sampah memang ada terus.. bener banget sih harus dimulai dari diri sendiri, dari rumah tangga, dengan lakukan hal-hal kecil dalam mengelola sampah dengan baik.
    Btw aku kok ngeri ya bayangin Maggot, hihihi.. belum tahu wujudnya padahal :D

    BalasHapus
  15. sedih banget denger berita kalau Indonesia dinobatkan menjadi negara ketiga penyumbang sampah terbanyak. dulu sebelum pandemi di RW tempat saya tinggal ada bank sampah, tapi sekarang kegiatan bank sampah sudah tidak ada, jujur sedih banget

    BalasHapus
  16. Sampah keluarga itu memang harusnya dikelola oleh keluarga itu sendiri ya mak. Paling sederhana dengan memilah sampah rumah tangga agar memudahkan petugas sampah.

    BalasHapus
  17. Sedih banget Indonesia jadi penghasil sampah terbesar. Baru-baru ini aku "buang" beberapa bekas produk skincare yang sudah habis ke recycle bin untuk selanjutnya di daur ulang.

    BalasHapus
  18. Miris bangetttt baca berita tentang kondisi sampah di Indonesia. Memang harus dari kesadaran masing-masing dulu, kalau masih banyak yg belum sadar yaa akan sama aja. Terus memang harusnya dibiasakan untuk memisahkan sampah anorganik dengan organik, itu memudahkan banget loh. Pernah dapet cerita dosen yang kuliah di luar negeri, katanya menurut orang Jerman, kalau nggak misahin sampah itu dibilang nggak bermoral 😂 coba orang Indonesia gitu semua yaa...

    BalasHapus
  19. Langkah yg paling kecil yg saya lakukan baru membawa tas saat ke pasar atau selalu sediakan tote-bag manakala tiba-tiba masuk toko untuk belanja. Semoga itu sedikit membantu.

    BalasHapus
  20. Andai sistem TPST Bontang ada juga di kotaku, pasti saya tidak merasa sia-sia memisah-misahkan Sampah deh. Soalnya kita tuh merasa gagal saja. Sampah sudah dipisah-pisah, eh giliran diambil sama Tukang Sampah, ÅŸampanya dimasukkan saja ke gerobak Sampah tanpa ampul deh.

    BalasHapus
  21. Saya tuh paling sedih saat lewat di tempat yang dekat pemukiman padat. Pasti ada saja kebun atau sungai yang jadi korban pembuangan sampah secara ilegal mba. Semoga edukasi dan pengolahan sampah secara bijak untuk masyarakat makin digalakkan, masuk dan jadi program PKK dan dipraktikkan ke seluruh rumah tangga di indonesia.

    BalasHapus
  22. MasyaAllah.. dengan 3R sesederhana itu, kita bisa mewujudkan bumi yang sehat. Bismillah semoga bisa membiasakan 3R tanpa berat, bisa karena biasa.

    BalasHapus
Lebih baru Lebih lama