Berwisata ke Malang dari Tahun ke Tahun (I)


Saya nggak pernah mengira bakal punya suami orang Jawa, apalagi yang punya rumah di Jawa tepatnya di Malang. Bagaimana pun juga di Balikpapan memang banyak suku Jawa, tapi tidak semua punya kampung halaman di Jawa.
Oleh karena itu setiap tahun kami menyempatkan pulang. Kadang, ada dua kali dalam setahun kami bisa pulang, tergantung harga tiket dan kebutuhan. Adakalanya, ketika kami pergi ke kota A-B di pulau Jawa, kami juga sempatkan pulang ke Malang.
Rasanya nggak enak nggak mampir, apalagi transportasi antar daerah di Pulau Jawa lebih mudah dibanding Kalimantan.

Saya dan Paksu sudah cukup lama menikah, artinya kami lebih banyak berduaan hingga perjalanan kami terasa seperti……………………………… 
sebentar……………… 
saya mau nulis, seperti ‘orang pacaran’ tapi karena Paksu ini tipenya kritis-cerdas-tegas jadinya kalau jalan-jalan sama dia udah kayak tugas dinas.

Jadi sudah berapa kali ya ke Malang? Ya pokoknya banyak kali deh, nggak cuma kali, sungai juga banyak di Jawa *apasih.

Karena di Malang, dan agak geser dikit ke Kota Batu –banyak banget tempat wisatanya, jadi tulisan ini juga lebih banyak wisatanya. Khusus ke tempat saudara,  beli sandal putus, nggak akan saya tulis disini. Lagian jauh-jauh ke Malang beli sandal putus, kayak di Balikpapan nggak bisa putus aja ya *apalagi sih*


TUGU MALANG DAN LAINNYA

Sebagai ikon kota Malang, hal pertama yang diajak suami adalah Alun-alun Tugu Kota Malang. Paksu bener-bener menjadi guide saat saya pertama kali ke Malang. Dibanding sekarang, bunga-bunganya jauh lebih banyak. Dan meski terletak di tengah kota, anginnya tetap sepoi-sepoi kering, karena sempat juga saya kepanasan. Katanya sih Malang itu dingin, tapi kata Paksu “itu dulu” sebelum banyak pembangunan dan pendatang. Saya pikir ada benarnya juga dia. Di sekitar Tugu Malang ini ada Hotel, Kantor DPRD, Balai Kota yang beberapa bangunan di sekitarnya mirip sekali dengan bangunan kolonial Belanda.

  
Sekarang sudah banyak teratainya


Karena saat itu pertama kalinya kami ke Malang, sudah jelas dan pasti Paksu lebih banyak mengajak saya ke tempat keluarga dan kawan-kawannya, yah apalagi kalau bukan buat ngenalin bininya kemana-mana. Kami juga ke Masjid Jami’, pergi ke mall-mall, toko buku, makanan khasnya dan lainnya. Masa-masa ini lebih banyak pengenalan Malang daripada serius-khusus pergi ke tempat wisatanya.
Awal-awal ke Malang, senang banget mampir ke Masjid ini.
Apalagi kalau lihat mbak-mbak yang kuliah itu, rasanya mau kuliah lagi :)

Masjid Jami'
Masjid yang berdekatan alun-alun yang saat itu belum sempat kami singgahi.

 Mampir ke Batu untuk pertama kalinya.

Saya pikir Batu adalah batu, nama benda (stone in English). Jadi, ketika Paksu ngajak ke Batu (tanpa menyebut kata KOTA), saya kira kami mau pergi ke tempat yang bernuansa alam atau tugu macam stonehenge begitu (ngarepnya kejauhan). Ternyata, Batu adalah nama tempat, sebuah Kota di Jawa Timur yang  berdekatan dengan Malang. Ini pun hasil dari membaca nama-nama toko, karena sesampainya di Batu saya nggak ngeh kalau kami sudah tiba di Batu. Paksu nggak bakalan jelasin kalau Batu yang dimaksud adalah sebuah Kota. Pokoknya saya mesti ngerti dengan sendirinya. Kalau saya tidak salah mengartikan, Kota Batu masih merupakan bagian dari Malang, tepatnya Malang Raya. Jadi sebenarnya ada 3 wilayah untuk Malang: Kota Malang, Kabupaten Malang dan Malang Raya.

Simbol Kota Batu, Apel Batu. Yang ini benar-benar dari batu

Kota Batu adalah tempat paling menarik bagi saya. Rasanya kanan-kiri-depan-belakang terdapat gunung. Ada gunung Arjuna, ada gunung Panderman…. Yang saya nggak ngerti, mau diman pun posisi kami, Paksu pasti tahu gunung apa gerangan. Sementara saya, paling-paling cuma nambahin kerutan di jidat aja kalau diminta sebutkan nama gunung anu dan anu, sedangkan posisi saya berubah-ubah. Udara di Kota Batu ini sejuk dan dingin. Jarak Kota Batu dengan Malang kira-kira 15 km dari Malang. Nggak jauh kok. Biasanya pagi kami berangkat, malamnya baru pulang dari Batu. Karena Paksu pasti ngajak kulineran malam hari yang segar-segar yang berlimpah di sepanjang jalan alun-alun Kota Batu. Selain segar juga ramah di kantong.
 
Masjid dekat Alun-alun
Dua/tiga tahun sebelumnya saat saya berkunjung, alun-alun Kota Batu bukanlah merupakan taman rekreasi semacam ini
Nggak cuma makanan yang enak-enak yang berlimpah, di Batu ini juga banjir wisata. Dari wisata alam, hingga buatan. Setelah beberapa kali ke Batu pun, tidak semua tempat wisata sempat kami kunjungi. Beberapa tempat tersebut yaitu:


AGROWISATA KUSUMA

Di Agrowisata Kusuma ini ada kebun apel, bisa petik strawberry, bisa lihat binatang-binatang dan bunga-bunga nan cantik nian. Saat itu bagi kami HTMnya lumayan juga, tapi asli puas. Nggak berasa ada ruginya. Di akhir perjalanan kami bisa nyantai di café dan dapat suguhan segelas jus apel gratis.

Petik Apel di Kusuma Agrowisata-Batu

 
"Malu, ah." 

Dulu pernah pengen punya kaktus setinggi ini.

Tahun selanjutnya saya bisa ajak Ibu dan Acil (Tante), senang banget rasanya. Mama mertua juga senang banget dengan kedatangan Ibu saya. Lagi-lagi kami pergi ke Agrowisata Kusuma. Perjalanan ini punya tujuan lain untuk mengobati luka kami berdua setelah saya keguguran. 
Petik Apel di Kusuma Agrowisata-Batu
Ibu memetik buah, anak menadah
Sibuk sama rusa

Cara petik strawberrynya digunting bukan ditarik
 Melihat ibu bisa petik buah dan takjub sama pemandangan alamnya bikin saya senang. Semoga nanti bisa ajak ibu jalan-jalan ke luar pulau lagi. 



 MUSEUM SATWA-JATIM PARK 2

Seingat saya, saat itu Jatim Park 2 baru selesai dibangun. Dua? Emang ada berapa Jatim Park? Jatim Park ini kayaknya grup wisata. Kalau Jatim Park 1 bertema rekreasi dan permainan, tapi kami nggak eksplore lebih di sini. Kami lebih suka ke Jatim Park 2, yang  bertema satwa. Selain 1 dan 2, ada pula Museum Angkut, Batu Night Spectacular, Klub Bunga, Wisata Bahari Lamongan, Museum Tubuh, Surabaya Carnival dan yang baru-baru ini Predator FunPark. Seperti saya bilang, nggak semua juga bisa dikunjungi.

Balik ke Jatim Park 2, kami hanya sempat ke Museum Satwa. Btw, Museum ini adalah museum satwa terbesar di Indonesia. Eksklusif dan komplit. Hewan yang ada di museum ini adalah hewan asli yang telah mati (namun bukan hasil perburuan) dan bukan hanya hewan lokal saja. Lihat saja bangunannya yang megah. Sekali masuk, baterai kamera saya masih full, belum sampai di luar lagi, baterainya sudah ngejleb habis. Saking luasnya dan saking nggak puasnya saya jepret-jepret.

Pohon Inn
Saya lupa kalau di belakang ada white lion -_-
Kalau makan di Jungle Fastfoodnya bisa sambil ditemani leopard lho
Awal masuk Museum saya disambut sangkar burung besar lalu ada yang paling besar ini, stegosaurus.

Di dalam Museum Satwa ini kita bisa membelai-belai.................................... kacanya.
Tentu saja, karena hewan-hewan awetan ini diamankan dalam ruang berkaca 
Lukisan dinding disesuaikan dengan habitat satwa, hingga seolah-olah kisah kehidupannya melekat.


 Sampai sekarang saya selalu terkagum-kagum dengan konsep desain bangunannya. Hewan yang ada di Jatim Park 2 ini (baik di Museum Zoo dan Batu Secret Zoo) disesuaikan dengan habitat aslinya. Kita akan merasa berada di situasi sebenarnya.
Semua satwa di Museum ini didatangkan dari 5 benua, termasuk koleksi serangganya

Sangat cocok untuk rekreasi edukatif

Selain menghadirkan satwa langka, Museum ini juga menghadirkan replika satwa purba, seperti Mammoth yang ada di belakang saya ini. Jadi ingat Ice Age ya kan 

Duh, tulang ikan di atas itu lho. Apa ya namanya

Aaaah keingatan To Kill Mockingbird deh ^_^ 

BATU NIGHT SPECTACULAR
Sesuai namanya, BNS –dikenal demikian- hanya buka saat malam tiba. Di sini banyak aneka permainan dan garden. BNS memang luas, tapi tidak teramat luas. Dalam satu malam cukup kok untuk mengeksplor. Oya, di BNS juga ada Cinema 4D. Karena saat itu masih baru, movienya cuma 3 (atau 2 saja, saya lupa). Terus saya naik komidi putar, hmmm… agak lupa juga sih nyobain apa aja. Tapi yang paling saya ingat, kami naik mouse coster. Buat saya, mouse coaster itu seru tapi nggak bikin puas. Cepat banget selesainya. Mana ada saya teriak-teriak kayak yang lain. Sementara buat Paksu, mouse coaster itu nyebelin, ngagetin dan bikin tobat. Pas tahu Paksu nggak doyan, saya senang banget.
Saya-langsung-yakin-itu-adalah-malam-terindah-bagi-saya :D
 
BNS, dibuka mulai sore hari, dilihat dari atas

COBAN RONDO
Coban berarti air terjun. Sedang Rondo berarti janda. Bener kan? Seingat saya ada sejarahnya ditorehkan sebagai info untuk pengunjung di sekitar lokasi, tentang pasangan pengantin yang baru saja menikah namun perempuannya harus menjadi janda.

Untuk ke lokasi ini, jalannya cukup berliku. But it’s really fun. Paksu jagoan banget kalau di atas motor. Soalnya kami selalu pakai motor butut kalau di Malang, bisa dibayangkan jalan menanjak dan berliku yang seharusnya bisa bikin motor gempor, but so far syukur banget nggak ada apa-apa.
 
Kebun Binatang Mini di sekitar Coban Rondo

Kebun Binatang Mini di sekitar Coban Rondo
(Hiii, gajahnya habis.... btw, ini termasuk disturbing picture nggak ya?)

Sebelum mampir ke air terjun sebenarnya kami mampir melihat aneka satwa. Itu pun nggak disengaja. Manalah saya tahu ada kebun binatang mini. Sebenarnya, di sekitar wana wisata Coban Rondo ini banyak wisata lain dan outbond. Tapi, karena kami fokus mau ke Coban Rondo, ya udah lihat satwa sebentar lalu melipir ke air terjun.
Coban Rondo
Suer, dingin!

SELECTA
Apa yang menarik di Taman Wisata Selecta?

B.U.N.G.A
Ini bagi saya lho. Menurut saya, apa-aja-ada di Selecta. Ada waterboom, kolam renang, sky bike, cinema 4D, perahu ayun, dan saya suka taman bunganya serta hewannya. 
Selamat datang di Selecta
Masya Allah ikan di sini lho cantik-cantik
Angin segar, taman yang indah ada di Selecta
Kolam renang dewasa
Paksu dan Hortensia
Dimana-mana bunga
Dimana-mana marigold
Kalau rajin jalan-jalan ke bagian atas Selecta beginilah pemandangan sebelah luarnya

Sedangkan ini Selecta dilihat dari atas
Saya dan Paksu seperti orang yang punya niat bikin taman kayak di Selecta juga kapan-kapan, maka kami pun mengitari Selecta persis dari awal masuk sampai ke bukit-bukitnya sampai ke Mushalla di ujung. Nggak ada satu pun permainan yang kami cicipi. Benar-benar kurang kerjaan lho.
Terus udah hapal berapa luasnya?

NGGAK

Pada akhirnya saya berpikir ke Selecta itu melelahkan.


CANGAR
Yang paling terkenal di Cangar ini adalah pemandian air panasnya. Cangar sendiri merupakan nama dusun di Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu. Saya kurang paham kami lewat dari arah mana dari Kota Batu. Saya juga mengabaikan kami mau apa dan tujuannya apa, karena sepanjang jalan lokasinya menyenangkan sekali. Ada gunung yang terlihat dari dekat dan itu menimbulkan efek syahdu. Saya minta berhenti beberapa kali sama Paksu. Pengen mandangin dan motret-motret saja. Rasanya nggak usah ke tujuan tidak apa-apa.
 
Ke Cangar cuma kejar-kejaran kabut dingin
Niat ke Cangar mau ke Pemandian Air Panas, eh batal
Dan memang yang saya ingat bukan pemandiannya. Kami hanya persis di depan Tempat Pemandian Air Panas, cuma ngecek harganya terus pulang. Karena kami sudah terlampau sore, khawatir kalau pulangnya senja atau malah malam. Cuaca sedang benar-benar dingin. Kabut ingin sekali mendekat. Satu lagi yang paling saya ingat saat ke Cangar ini dan saya yakin siapa pun bakal ingat ini: tikungannya yang menurun tajam dahsyat. Dengan motor butut turunnya masih oke, giliran naik dre-dreg-dre-dreg nggak karuan. Saya diminta jalan kaki saja oleh Paksu. Yaah, mau gimana lagi.


MATA AIR KALI BRANTAS
Oh, ini bisa dikunjungi juga. Tadinya saya nggak ngira sumber pertama Kali Brantas juga dapat dikunjungi. Saat kesana kayaknya nggak pake niat serius (nggak tahu kalau Paksu ya) tahu-tahu kami menemukan celah buat masuk jadilah semacam kegembiraan terselubung, ya udahlah kita coba nyelinap aja, masuk untuk melihat Mata Air Kali Brantas. Suasananya juga sepi banget, rada-rada seram juga plus nyelinapnya yang atut-etahuan. Wajar saja kalau saya mengira, oh tempat ini nggak boleh dikunjungi.
 
Lagi-lagi Hortensia, jalur secantik ini kata Paksu masih kurang cantik dibanding dahulu kala
Di Titik Nol Kali Brantas ini alamnya bagus menurut saya, tanamannya diberi nama, hortensianya cakep, terjaga dan rapi banget berjejeran. Ada jembatan kecil disitu, suasananya cakep bikin saya mikir seperti di film-film Chinese klasik, kayaknya ntar lagi ada Andy Lau terbang-terbang lewat di situ.

 
Ada jembatan di sana
Semakin ke dalam semakin saya merasa tidak nyaman. Siapa suruh masuk mengendap-endap. Tapi, saya lihat Paksu santai banget.
“Mas, emang boleh masuk sini?” tanya saya.
“Emang siapa yang larang?” Hah, dia serius.
Baru saya tahu tempat ini adalah Arboretum. “Ada kali tulisannya di depan sana,” kata Paksu sesantai-santainya. “Terus kenapa kita nggak masuk lewat sana?” saya mah anaknya taat banget ya. “Nggak papa, cuma mau mengenang masa lalu aja,” kata Paksu cuek. Pantas.

Arboretum dalam arti sempit adalah kumpulan pohon saja. Lebih luas, Arboretum merupakan  kebun botani yang berisi koleksi hidup dari tanaman-tanaman yang dimaksudkan setidaknya sebagian untuk penelitian ilmiah demi menjaga kelestarian di sekitarnya (Wikipedia). Berarti di Arboretum Sumber Brantas Kota Batu ini bertujuan untuk menjaga kelestarian Sumber Air Kali Brantas. Tentu berbahaya bila sumber air ini tercemar atau pun kering.
 
-Dari tempat ini berasal air Kali Brantas- begitu tulisannya 
Saat bertemu dengan seorang pihak pengelola, ternyata banyak cerita tentang sumber air ini. Dari asal-usulnya hingga legenda yang mewarnai, dari siapa saja yang berkunjung hingga kisah kelakuan pengunjung. Sayangnya saya nggak ngerti Bapak pengelola dan Paksu bicara apa saja, karena mereka bincang-bincang dengan menggunakan bahasa Jawa.


Nah, ini masih sebagian kisah Berwisata ke Malang dari Tahun ke Tahun, masih ada kisah selanjutnya di Bagian 2.

(Bersambung ke BROMO dan TAMAN KELINCI)

20 Komentar

Terimakasih telah membaca, silakan berkomentar yang baik. Mohon tidak menaruh link hidup, situs yang mengandung SARA, judi online, web scam dan phising, karena akan dihapus.

  1. ditunggu kisah selanjutnya mba waktu dinas ke Malang sayang banget ga jelon2 ternyata cukup banyak destinasi yang bisa dijadiin spot halan2.
    aku dari dulu punya cita2 pengen metik apel Malang mba :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. cita-citamu sungguh mulia Teh Bella, saya yakin suatu hari bisa terlaksana :D

      Hapus
  2. Wah banyak banget ya destinasi wisata disana :D
    kapan gitu bisa maen kesana. Hehehe..
    btw masjid-masjidnya Masya Allah sekali..

    BalasHapus
    Balasan
    1. kapan gitu bisa maen kesana? masa' sih belum pernah

      Hapus
  3. Duh jad pengen liburan ke malang deh.. Makin kece aja ya destinasi liburan di malaaang. Makasi infonya ya maaaak

    BalasHapus
    Balasan
    1. dan sekarang terus bertambah saja destinasi wisatanya

      Hapus
  4. Waduh....kece amat ulasannya mbak, sampai seumur gini saya belum pernah menginjakan kaki di Malang padahal penasaran banget. Rencana kalau ada rejeki nih mau napak tilas kisah masa lalu dari Jogja, Sby, Malang, Jember trus balik lagi ke Jogja...:)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wuah, banyaknya rejekimu mbak hahahaha
      Ayo gih ke Malang

      Hapus
  5. iya sik, klo batu jd stonehenge keknya kejauhan :))
    btw, sekuat apapun motorku klo ke cangar, aku pilih cm 1 orang yg bawa daripada boncengan. pernah sekali ndlosor motornya mundur bukan maju --"

    BalasHapus
  6. Aku nggak khatam2 juga ke Malang. Perasaan selalu ada yang baru. Trus yang lama juga diperbarui. Begitulah, Malang selalu menarik, meski macetnya....

    BalasHapus
  7. akhir tahun lalu ke Malng tp skip obyek museum kecuali museum angkut. anak spt ortunya suka wisata alam soale...msh banayk yg krucils belum kunjungi..kayaknya bakal balik lagi mrk ke Malang

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semoga nanti bisa kesana lagi mbak Ophi, masih banyak destinasinya buat krucils

      Hapus
  8. Malang dan Batu selalu seru ngangenin, ada aja yang baru hehehe

    BalasHapus
  9. memang malang makin banyak saja wisata yanga syik, aku mah ke malang lagi jaman masih sekolah, setelahnya sih gak pernah lagi. Padahal di sana banyak sepuu dan tanteku

    BalasHapus
  10. Pertengahan Bulan ini lagi pingin bgt ke malang, motoran dari Jogja.. minta Petunjuk jalan enaknya kemana saja

    BalasHapus
  11. duu bayangan saya malang itu cuma bromo, eh ternyata sekarang banyak sekali wisata di malang yang bisa di eksplorasi ya kak

    BalasHapus
  12. jadi pengin ke malang lagi deh saya mbak :D

    BalasHapus
  13. gak sekalian ke mesjid turen mbak? hehe

    BalasHapus
  14. di Malang banyak spot cantk ya mba. Dulu waktu ke Malang aku nggak sempat jalan-jalan hiks.
    Ternyata suamimu orang Jawa? Wahhh selamat hahahah kita sama2 punya darah Jawa yeeee

    BalasHapus
Lebih baru Lebih lama