Berwisata ke Malang dari Tahun ke Tahun (II)


Ini adalah lanjutan dari blogpost sebelumnya: yakni Pergi ke Agrowisata Batu, Coban Rondo, Museum Satwa, BNS,Cangar, Selecta dan Kali Brantas (Berwisata dari Tahun ke Tahun Part I)
Seperti kata mbak Nur Rochma, saya juga nggak khatam wisata ke Malang ini. Setiap tahun kami pergi ke Malang, ada saja yang baru buka.Yang lama belum keturutan dicicipin, ada lagi yang baru dibangun. Begitulah. Begitu deh.

Malah, di Part.2 ini saya agak melipir jauh ke Bromo. Eit, kawasan Bromo masih masuk Malang kok, tepatnya Malang Raya. 


BROMO

Waktu itu kami pakai @backpacktourID karena harganya relatif murah dan saat itu ngobrolnya juga enak. Ada beberapa alternatif yang kami pilih saat itu, tapi saya lupa kenapa akhirnya pakai tour adventure yang ini (apa karena hanya alasan harga atau apa gitu ya) dannn saya juga lupa berapa harganya. Bahkan saat itu saya juga nggak ingat, kenapa tiba-tiba aja saya dan suami ingin ke Bromo.
  

Kami berangkat malam banget, pukul 12 sudah standby di markas mereka di Malang. Rasa ngantuk saat itu masih bisa ditahan tapi yang nggak kuat nahan dingin,  masih di Malang aja udah dingin entah pas nyampe di Bromo. Saat itu kami ber-14 atau 15 orang termasuk driver dan pihak penyedia tour. Sudah pasti juga naik mobil jeep, demi kuat memasuki area pasir di kawasan Bromo. Diantara belasan traveller itu, hanya kami pasangan yang menikah, dua pasangan lainnya masih (belum halal buat) pacaran. Oya, ada satu bule terjebak di antara kami. Bule cowok inilah yang bikin keramaian dan kehebohan, karena sepanjang jalan dia mengoceh. Dan karena dia rada-rada seumuran ama suami, jadilah mereka berdua sepanjang jalan mengoceh.

Sebelum berangkat, si mas pendamping driver bertanya pada saya: “mbak, mbak. Tasnya kok gede banget?”

Jiaah.

Jadi, karena tujuan ke Malang nggak ada perkiraan sama sekali mau ke Bromo, tas yang saya bawa memang cukup besar udah kayak mau kemping 7 malam, 1 hari, ¼ jam *canda*
Dari situ saya tahu, kalau mau ke Bromo, apalagi yang cuma beberapa jam (kalau di total kira-kira 12 jam saja) nggak perlu lah bawa barang yang terlalu banyak. Cewek-cewek lain pun seiprit-iprit aja bawaannya. Saya juga seiprit, cuma tasnya besar. Maksud saya ada baiknya, kalau nanti ada apa-apa bisa main cemplung-cemplungin ke tas, siapa tahu ada sisa-sisa kue gitu #eh *ini ke Bromo ya, bukan ke selametan tetangga*

Ibarat smartphone kalau memorinya besar kan enak juga, tinggal klik aja aplikasi apa yang dimau, ngegame kek, drawing kek, buat baca Qur’an atau baca e-book. Tinggal beli dan download aplikasi Android dengan pulsa Telkomsel.  Namanya #jajanonline bisa beli langsung di GooglePlay. 


 Caranya dengan registrasi #jajanonline berikut:

Ngomongin soal jajan, kami nggak bawa bekal makanan atau cemilan, rasanya cuma bawa minum doang. Paksu sebenarnya udah pernah ke Bromo, jadi sudah ada bayangan kalau disana bakal ada yang jual makanan. Mendingan jajan online aja, cukup beli dan download aplikasi Android dengan pulsa Telkomsel. Karena sepanjang jalan teman-teman yang baru dikenal itu lebih rajin update status dan foto-foto daripada ngemil.

Sesampainya disana (di Penanjakan entah berapa) agak jauh dari gunung Bromo. Tapi berdasarkan informasi, di Penanjakan yang entah apa inilah biasanya view Bromo sering diambil dan dari sini pula beberapa gunung serta lokasi perumahan penduduk bisa lebih jelas terlihat. Kami sampai disana kira-kira satu jam sebelum mendekati Subuh. Meskipun rada-rada ngantuk, lebih baik keluar dari jeep lihat keadaan. Ngapain tidur untuk peristiwa yang belum tentu sekali setahun. Syukur banget, di sebelah jeep kami ada warung dan menyediakan api. Subhanallah dinginnya nggak nahan.

Ada satu TANTANGAN TERBERAT SAAT TRAVELING yaitu SHALAT. Dan momen ke Bromo ini tantangan shalatnya adalah shalat dalam cuaca yang teramat dingin. Pakai jaket dan baju berlapis aja masih dingin, terus mesti buka buat wudhu itu rasanya semriwing-semriwing. Tapi, saya yakin bisa, toiletnya juga ada, di sebelah warung bisa disisihkan buat shalat. Yang menyedihkan itu saat ada mbak-mbak nggak jadi shalat karena (1) nggak berani kena air dingin (2) nggak bawa mukena. Seharusnya ajang jalan-jalan kemana pun patut dijadikan momen bersyukur.

Menjelang pagi, saya nggak tahu mau bilang apa. Kelewat takjub sama apa yang ada di depan mata.Yang tadinya cuma siluet-siluet terhampar di depan mata berubah menjadi warna mengagumkan. Gunung Bromo yang menjulang bikin nggak kuasa nahan sesak di dada. Wow banget. Orang-orang di kejauhan pun mulai nampak. Semua gemilang. Sayangnya kamera saya bukan pro, jadi capturenya tetap indahan via lensa mata.




Setelah cukup puas plus puas foto-foto, kami kembali naik jeep untuk lebih dekat ke kawasan wisata Bromo. Dari area berpasir inilah kami mulai jalan kaki menuju Gunung Bromo.
Setiap kami melangkah, setiap itu pula ada yang menawarkan kuda. Saya masih enjoy jalan kaki dan belum ada capeknya. Harganya cukup mahal, 100K. Kalau mau murah, jalan aja terus sampai capek bener, kalau sudah mau dekat penanjakan lagi nanti harganya bakalan turun, bisa-bisa cuma 10 ribu saja.

Om Bule yang ramai di jeep.
Cocok gak nampil di Fast and Furious?






Tak lupa mampir ke Pasir Berbisik.
ngeliatin apa? Ya pasir ya kabut yang bergulung-gulung

Bukiit Savana atau Teletubbies



TAMAN KELINCI

Di bagian ini, kami ke Malang saat sudah ada C’Mumut. Dan ini perjalanan yang baru saja kami lakukan. C’Mumut sudah berusia dua tahun. Saat dia berusia setahun pun sudah pernah kami bawa ke Malang, sayang C’Mumut sakit, jadi kami lebih banyak stay di Malang saja alih-alih berniat woro-wiri wisata. Dan Alhamdulillah perjalanan yang baru-baru ini lancar banget, C’Mumut sehat walafiat. Justru saya yang K.O

Taman Kelinci adalah satu dari sekian banyak lokasi wisata yang baru buka. Lokasinya di Pandesari, Pujon, Malang-- berdekatan dengan Kebun Petik Strawberry. Awalnya oleh umum diberi nama Taman The Hobbit, reaksi saya saat itu ‘oh this is so amazing, I can’t wait to go there

Dan reaksi setelah tiba disana:

‘Ow……………. Segini aja. Ini serius cuma segini aja.’

Ekspektasi selalu berseberangan dengan realita.
Pintu masuk adalah yang sedang dipotret

Ada sate kelinci juga.
Tapi saya malah nggak tega
Rupanya Taman Kelinci dibuat untuk taman keluarga dan terutama anak-anak. Walaupun ada bukit, namun kurang menantang untuk yang berjiwa adventure. Kenapa ada yang bilang Taman The Hobbit? Karena selain berbukit, ada rumahnya om Bilbo nangkring disana. Sayangnya itu bukan rumah Bilbo Baggins, itu beneran rumah kelinci dan sayangnya lagi cuma satu.



See.

Taman Kelinci memang bener-bener Taman Kelinci, banyak sekali kelincinya. HTMnya pas lagi naik, seorang 20K. Kalau untuk C’Mumut dia excited banget, sayangnya saya nggak begitu. Saya terlalu terhipnotis dengan kata ‘The Hobbit’ sebelumnya sih.

Diburu para tukang foto

Rumah The Hobbit atau The Rabbit?

Garden dimana-mana

feeding rabbit

COBAN RAIS
(TAPI NGGAK SAMPAI COBANNYA)

Nah, lanjut dari Taman Kelinci ini lusanya kami mampir ke Coban Rais, lebih tepatnya ke Bukit Bulunya, di Desa Oro-oro, Kota Batu, Malang. Untuk ke Coban Raisnya (air terjun) saya nggak sanggup, saat itu saya kena flu berat. Bersin parah dan pening. Jangankan mau lihat air terjun, keliling ke Bukit Bulu ini saja saya sudah merasa nggak waras. Alias siap roboh.

Disini ada beberapa spot mengasyikkan kekinian yang memang seru banget buat dicoba. Beberapa spot menantang dan instagramable. Selain itu tempat ini sering dijadikan tempat perkemahan dan outbond. Aduh, saya sedih kenapa saat itu sakit.


Saat masuknya memang ramai, tapi kalau dilanjutkan perjalanannya kita dihadapkan pada hamparan pinus. Nah, untuk HTM awalnya sekitar 20-25 K (sorry lupa lagi) dan ini bakal bayar lagi saat bertemu dengan spot area wisata lainnya, misal Batu Flower Garden atau Spot I LOVE YOU dan ayunan  #Eh (maaf, nggak tahu apa sebutannya).  Kalau nggak salah, ada 3 lokasi yang lagi ramai. Kemudian kalau kita masuk ke area itu, nanti ada bayar lagi buat spot foto dan itu mesti ngantri.
 
tinggi, tinggi sekali, kiri kanan kulihat saja banyak pohon cemara 
Batu Flower Garden

Hammock

Beneran nggak seperti yang saya bayangkan. Saya kira saya bisa puas berayun-ayun atau menikmati pemandangan (bersama si dia) di typografi I LOVE YOU. Ternyata nggak begitu. Saat kamu duduk di tulisan besar I LOVE YOU, senyum-senyumlah disitu bersama pasangan (yang sah) tunggu sampai dijepret.
Sudah.
Itu Aja.
Jangan lupa gantian sama yang antri.
Jangan lupa bayar.
Besok setor di sosmed.
Kasih kepsyen paling cetar “saat dia tak mampu mengungkapkan, alam menyampaikan isi hatinya padaku:  Ai Laf Yu”
.
.
.
Lebay kamu dek, kata Paksu.
.
Huu, padahal kepengen aja sih berayun-ayun disana. Seandainya saja pas sehat wal’afiat.


Oya. Karena tahun sebelumnya kami tidak ke Batu, jadi ada banyak juga perubahan di Kota ini, selain tempat wisatanya yang bertaburan. Nah, karena masih banyak, mudahan next time saya bisa eksplor lebih lagi. Aamiin. Episode dua, saya cukupkan disini. Terimakasih sudah membaca.

Lidha Maul.


16 Komentar

Terimakasih telah membaca, silakan berkomentar yang baik. Mohon tidak menaruh link hidup, situs yang mengandung SARA, judi online, web scam dan phising, karena akan dihapus.

  1. Wahh... kelinci lucu-lucu mba.
    Jarak dari magetan ke malang berapa jauh yah mba ?

    BalasHapus
  2. Bromoooo.... I love you. Kapan lah ya saya bisa sampai kesini.

    BalasHapus
  3. Adem dan segeeer liat poto-poto Mba Lidha. Pengen liburan banget jadinya.
    Sabaar, bentar lagi Ramadan. Sekalian habis lebaran aja liburannya lah :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin. Nyak dah kangen berat ama kampung ya

      Hapus
  4. Saya malah belum kesana Mbak. Pingin banget tapi belum keturutan, padahal jarak Malang madiun cuma +/- 5 jam. :(

    BalasHapus
  5. Foto-fotonya syantiek, euuii.
    Bikin mupeng tingkat dewa!
    No edit ke?

    BalasHapus
  6. aku suka banget sama Bromo, dingin waktu ke sana itu sampai berlapis-lapis, pas ngambil air wudhu sampai beku

    BalasHapus
  7. wah seru banget mba apalagi sampai bromo. Saya cuma sebentar saja mampir di malang ke BNS, Taman Kelinci dan air terjun coban rondo.

    BalasHapus
  8. Aku kmrn ke Malang ga sempet ke taman kelinci & coban rais, semoga lain kali bisa kesana :D
    Menurut aku kalau traveling justru gampang sholat karena diberi kemudahan bisa di Jama & bisa dalam keadaan duduk ketika dijalan :D waktu ke bromo, sampai di meeting poin sholat di mobil krn emang ga ada mushola :D

    BalasHapus
  9. Malang Destinasi yang pengen banget saya kunjungin, nggak mahal juga sih ya ke Malang dari Jakart ^^

    BalasHapus
  10. Wah, photo nya keren mbak. Jadi mupeng ke sana. Malang memang destinasi wisata yang tak ada matinya ya mbak. Selalu ada yang baru. Salam buat c'mumut

    BalasHapus
  11. dari semuanya ttp bromo yg aku paling pengen kesana... dulu prnh nyaris ke bromo, tp kita berdua malah ketiduran saking teparnya sehari sebelumnya bari dr dieng dan naik ke puncak sikunir... jd batal deh bromo... :( msh pgn bgt kesana....

    kalo taman2nya, iya ya mba.. kurang menantang ;p.. aku sih krn ga suka foto2 ya jd buatku tmpat yg berbunga2 mah ga terlalu menarik minat :D

    BalasHapus
Lebih baru Lebih lama