Ketika Murbei Enggan Berbuah


Saya suka berkebun sampai-sampai punya impian tuk menjadi petani yang sukses. Saya bukan pakar berkebun, hanya seseorang yang punya impian saja. Bahkan untuk tema blog saja, ingin yang khusus berkebun. Sayang muncul masalah utama.

Waktu.

Bisa menyiram dan merapikan rumput saja sudah syukur. Tak peduli saya menanam apa, rumput di rumah lebih mudah gondrongnya dan bila sudah begitu pernah ada ular menyelinap.


Seperti cerita murbei ini. Murbei ini adalah pindahan alias saat  saya menanam sudah berakar baik dan berbentuk pohon. Di awal pindahannya saya masih rajin memberi pupuk. Dan beginilah hasil perdananya:




Meski yang hitam adalah yang matang, tetap saja yang merah dipetik juga.
Ini juga bisa dibuat selai. 

Oh, mau lihat yang di pohonnya.









Rame ya.

Tapi itu kisah lama. Suatu hari dia enggan berbuah. Saya mah berusaha ngertiin dia. Saya pupukin terus, puk-puk-puk. Singkat cerita, sesuatu terjadi. Bukan..bukan ini mah bukan kisah Jack dan pohon kacang yang menjulang tinggi dan besar. Tapi bener, ada yang nggak gede dan panjang.

Di sisi lain tanaman ini tumbuh daun yang rimbun, tumbuh daun yang lebih besar, bagus deh. Sementara di sisi lain daunnya lebih kecil. Saat mulai berbuah, daerah yang berdaun lebih kecil, tumbuh buah yang lebih banyak di banding sisi yang berdaun lebar-besar. Tapi! Buah yang sedikit muncul di sisi berdaun lebar ini justru lebih besar dan panjang dibanding seniornya.

Ini dia yang saya bilang ada yang gede dan panjang tadi.




Teori asal saya, murbei ini kebanyakan N-nya (Nitrogen). Sementara mau saya, buahnya tetap banyak dan rimbun seperti biasa. Ya syukur-syukur kalau besar semua *maunya*. Saya pun cari tau, bagaimana agar murbei saya berbuah sepanjang masa baik dari syarat tumbuh maupun perlakuan khusus.

Ternyata banyak.

Tapi mungkin bisa saya sebutkan beberapa cara yang menurut saya mudah.



1. Pemupukan

Yang ini sih kudu, wajib apalagi lah namanya. Kalau nggak bisa pake pupuk keren-kerenan pake yang ada aja dari dapur atau pake kohe (kotoran hewan). Mau pupuk kandang sip lah. Konon kotoran ayam mampu meningkatkan cita rasa manis pada buah.  Khusus untuk yang langsung siram, yang biasa saya terapkan : air cucian beras, bekas cucian ikan/daging. Nggak usah kebanyakan dan sering-sering, nanti kayak daun murbei saya saling diskriminatif. Ya serajinnya aja *eh*

2. Investasi Matahari

Fotosintesis. Masak-memasak. Teori asal saya (lagi dan lagi) buah murbei saya yang besar-kecil itu menyesuaikan bahan memasaknya. Karena itu daerah yang berdaun lebar-berbuah besar, yang berdaun kecil-berbuah kecil. Murbei saya oun tidak dibawah teduh-teduhan. Dialah yang meneduhkan saya *e-hem*

3. Pemangkasan

Dari grup tanaman yang saya ikuti, murbei membutuhkan pemangkasan untuk merangsang pembuahan. Saya baru menerapkan ini karena efek enggan berbuah-nya. Karena begini, di daerah tempat tinggal saya ada juga pohon murbei dan rajiiin banget berbuah, nggak ada yang pelihara apalagi maen pangkas-pangkasan. Praktis saya pikir, pasti berbuah terus nih. Sebenarnya pemangkasan bertujuan untuk meningkatkatkan produksi, memelihara kesehatan tanaman dan perapihan.

Pemangkasan (pruning) sendiri terbagi-bagi. Ada pemangkasan bentuk, pemeliharaan, untuk produksi, dan peremajaan. Sayapernah melakukan pemangkasan bentuk pada cangkokan mangga dan buah jambu biji. Ini bertujuan agar cabang baru bermunculan. Kalau pohonnya lurus-lurus saja bikin repot manjatnya.

Pemangkasan pemeliharaan tujuannya agar menjaga batang dan cabang bebas dari cabang tunas dan cabang negatif. Cabang tunas adalah cabang yang menjulang ke atas, dan cabang negatif adalah yang tidak mendapatkan cahaya matahari.

Pemangkasan produksi ini berguna untuk ketidakaktifan murbei saya. Tujuannya untuk merangsang pembungaan dan memperbesar mutu buah. Ehm, buah murbei saya yang ‘baru’ memang besar tapi berjumlah sedikit. Pemangkasan produksi banyak caranya dan bisa berbeda pada tiap tanaman buah. Tanaman buah disini adalah tanaman yang berbuah termasuk cabe-cabean, tomat, terong, timun dan lainnya.

Pemangkasan peremajaan dilakukan untuk tanaman yang sudah tua, kurang produktif tapi masih dianggap berdaya guna.

Secara keseluruhan pemangkasan harus dilakukan hati-hati, menggunakan alat potong yang tepat. Belum lagi pemangkasan untuk produksi jangan sampai menggunakan alat potong yang berkarat, batang yang luka harus dioleskan a,b,c,d agar tidak berpenyakit dan seterusnya dan seterusnya yang bila saya tuliskan disini, saya saja tidak paham.

Alangkah nyamannya bapak-bapak yang kerja bakti dengan ‘slat-slot’ main tebas pake parang untuk memangkas tanaman yang rimbun. Yah, jadi kesitu mikirnya.
Teori pemangkasan yang efektif ini mungkin bisa diterapkan.



4. Pelukaan

Termasuk juga pengerokan. Beberapa tanaman buah membutuhkan pelukaan untuk berbuah. Pernah melihat pohon mangga bersayat-sayat? Katanya, begitulah cara agar mangga mau berbuah.
Proses pelukaan ini bertujuan untuk merangsang pembuahan. Tanaman yang terluka akan ‘berpikir’ untuk melakukan regenerasi. Dalam ilmu pertanian, banyak sekali faktor yang harus dipertimbangkan untuk melukai tanaman.

5. Stressing Air

Kita tahu air sangat berperan dalam pertumbuhan tanaman, sama seperti halnya manusia. Stressing air adalah membuat tanaman stress saat tidak diberi air. Proses ketiadaan air ini bisa sangat lama, bisa berbulan-bulan, tergantung jenis tanamannya. Indikasinya bisa dilihat dari layunya tanaman. Kemudian siram serta dalam jumah banyak.

Dari kelima cara diatas, hanya 4 yang saya terapkan. Saya mengabaikan pelukaan,  cukup 4 faktor saja, lagian nggak tega juga main luka-lukaan. Tapi stressing air kok tega? Karena  saat itu musim kemarau, jangankan tanaman, saya aja susah mandinya *malah curhat*. Dan bener terbukti, ini mengingatkan saya akan ayat AlQur’an:
Dan Allah menurunkan dari langit air hujan dan dengan air itu dihidupkanNya bumi sesudah matinya. (TQS An Nahl:65)

Lalu bagaimana hasilnya?
Sepertinya sih belum bisa diceritakan, tapi ada beberapa kali menunjukkan buah, lebih rimbun tapi tidak bisa sama dengan edisi perdana. Jadi, saya mesti rutin dulu melakukan tipsnya sampai hasilnya memuaskan. Oya, untuk murbei ini bisa diperbanyak dengan cara stek. Pernah saya coba nancepin di pot, tumbuh dan berbuah. Gampang.
Semoga ini hasilnya juga gemilang. Amiin.

@lidhamaul

34 Komentar

Terimakasih telah membaca, silakan berkomentar yang baik. Mohon tidak menaruh link hidup, situs yang mengandung SARA, judi online, web scam dan phising, karena akan dihapus.

  1. Makan buah murbei itu bikin nagih. Soalnya rasanya manis agak kecut, seger, tapi kecil... Hihihi...
    Saya kurang suka berkebun, tapi suka liat kebun :)
    Semoga next murbeinya lebih gedhe2 ya, Mbak ;)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Idem Mbak Diah. Saya malah bukan kurang suka. Saya memang tidak suka nanam tapi suka menikmati pemandangan pohon2an hehehe.

      Hapus
    2. itu saya duluu sekali :D sekarang tidak lagi

      Hapus
  2. Noted ini bagus banget tipsnya.. saya nanam tomat aja gagal, hiks....

    BalasHapus
  3. belum pernah makan buah murbei Mbak, setelah melihat foto pertama jadi tertarik pengen menyicipi gimana rasanya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. yang hitam manis mbak Ira, yang merah kecut. Tapi sensasinya itu lho. Dan bisa bikin awet muda, hehe

      Hapus
  4. saya belum pernah makan buah ini, kasian banget yaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya pernah makan buah ini tapi lama banget dah, dulu saat masih anak anak sering ke kuburan nyekar, ada banyak pohon murbei pas kita anak anak dulu metik dan makan barrng sensasinya tidak terlupakan mesikupun di kuburan waktu itu :D

      Hapus
  5. Waah, bikin ngiler. Sudah lama sy ga makan buah murbei Mbak. Dulu ada tetangga yg punya pohonnya. Anak2 boleh metik. Skrg pohonnya udah ditebang karena dipasang paving block.

    BalasHapus
  6. Oh namanya murbei, kalo di desaku namanya besaran mbak. :D

    saya juga menanam di belakang rumah, dan memang dilakukan pemangkasan secara teratur.

    BalasHapus
    Balasan
    1. di malang kan? orang jawa nyebutnya gitu. Ini bahasa umum

      Hapus
  7. aku pikir dia bisa berbuah di iklim subtropis aja, serius takjub ^_____^

    BalasHapus
    Balasan
    1. olala, ini di ndeso juga bisa numbuh. Beda. Kapan2 deh bagi ceritanya

      Hapus
  8. Ya ampuuun, murbei, kangen dirimu deh.
    lama bangeet nggak nemuin murbei.
    jaman sd dulu suka makan buah ini .
    Sekarang nggak pernah nemuin lagi pohon murbei.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ah, jadi pengen ngadain GA berhadiah taneman :D

      Hapus
  9. mbak kirain aku pelukaan itu kaya dipeluk, pelukaaaan haha.. nice info nih, aku jd tau gimana bentuknya pohon berries.. dpt bibitnya dr mana ya mbak?

    Oya mbak, balik lg ke masalah pelukaan, pohon2 di rumah dulu sering dibacok2 pd bagian batang bawah, beneran lho jd byk buahnya.. satu lagi kuncinya, bagi ke tetangga, pasti jd subuur bgt buahnya hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. berpelukaan :D *amapohon*
      ini besaran mbak nama lainnya, bibit sih dari tetangga...atau buat GA hadiah stek murbey aja kali ya *think*
      Nah, bener kan. Tapi saya selalu mengadopsi pelukaan yang terakhir saja. Masa' gak dipupuk, siram males, mau dilukai.. gitu deh. Nggak tegaan orangnya *anakbaik*

      Hapus
  10. Senang sekali aku melihat buah ini mbak...ingin memetiknya langsung...

    BalasHapus
  11. Pohon murbei saya yang banyak cuma daunnya aja, padahal waktu beli calon buahnya bnyak trs pada rontok, skrg dah di tanam 2 tahun ngga pernah berbuah sekalipun

    Udah saya botakin tetep aja yang tumbuh lagi daun malah tambah lebat daunnya

    Gmn ya mba...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo, hmmm saya belum pernah ngalamin ini. Tapi coba aja ditunggu 2-3 bulan lagi.

      Maaf ya telat balas :)
      Semoga berkenan

      Hapus
  12. nah nemu deh artikel ini..mantap mbak akan saya coba mempraktikan,murbei saya gak mau berbuah umur sdh krg lbh 1 tahun an.pemangkasan di lakukan tapi mungkin krg panas sepertinya. terima kasih infonya

    BalasHapus
  13. Mantap buah murbeinya, di tempat saya tuh dah susah banget, adanya blackberry import yang dijual di hypermart or carrefour bang!

    BalasHapus
  14. buah murbei dari masih kecil (bunga bakal buah) sampai dia berwarna merah atau hitam butuh waktu berapa lama ya mba ? terima kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya gak ngitung pastinya kalau dari yg ijo.
      Tapi kalau dari merah ke hitam bisa dua atau tiga hari. Kalau ditotal2 berapa ya, semingguan kayaknya mbak

      Hapus
  15. mas critanyakn tnaman murbei sya hasil stekan
    awalnya ad indikasi berbuah
    tapi lma2 ko pangkal buah kisut truss mti
    sya siram kdang 2 3 hri
    truss pupuk sbulan 2 x
    skrg mlah gk berbuah
    daun sma kya pnya masnya
    lebar truss pnjang
    posisi tnman d pot
    kira2 ap perlu pmangksan kah
    ..🙏🙏

    BalasHapus
    Balasan
    1. pertama saya bukan Mas :)
      Kedua saya bukan pakar bukan pula petani, jadi izinkan saya menjawab berdasarkan pengalaman dan asumsi saya pribadi:
      Mas/Mba "Unknown" pada dasarnya murbei mudah berbuah, coba dulu perbaiki tanah/medianya, karena murbei cenderung senang air.
      Saya tidak tahu setinggi apa murbei mas/mbak "unknown" jadi ragu untuk menganjurkan pemangkasan, tapi ya memang memangkas adalah salah satu cara menyuburkan murbei.


      Coba lihat di artikel saya yang lain tentang murbei dengan judul : "Ketika (Tulisan) Murbei Dipertanyakan" Silakan dicari ya.

      Semoga komentar saya ini bisa membantu :) dan semoga murbeinya bisa berbuah subur.

      Hapus
    2. Perlu diperhatikan pemupukan fase vegetatif dan generatif.. Jangan sampai ternyata unsur hara yg diberikan terus hanya untuk fase vegetatif, efeknya fokus ke daun dan batang terus. Cmiiw

      Hapus
  16. Pohon murbei saya rontok daunnya dan sampai sekarang sdh 4 bulan tdk tumbuh daun lagi, apakah msh bs diselamatkan atau tdk ya ? Mohon pencerahannya

    BalasHapus
  17. pohon murbey saya rimbun sekali daunnya tp tdk mau berbuah,,mungkin kurang sinar matahri dan blm pernah dilakukan pemangkasan,terima kasih infonya

    BalasHapus
  18. Wow, menarik...
    Mksh infonya

    BalasHapus
Lebih baru Lebih lama