Ini adalah lanjutan dari blogpost
sebelumnya: yakni Pergi ke Agrowisata Batu, Coban Rondo, Museum Satwa, BNS,Cangar, Selecta dan Kali Brantas (Berwisata dari Tahun ke Tahun Part I)
Seperti kata mbak Nur Rochma, saya juga
nggak khatam wisata ke Malang ini. Setiap tahun kami pergi ke Malang, ada saja
yang baru buka.Yang lama belum keturutan dicicipin, ada lagi yang baru
dibangun. Begitulah. Begitu deh.
Malah, di Part.2 ini saya agak melipir
jauh ke Bromo. Eit, kawasan Bromo masih masuk Malang kok, tepatnya Malang Raya.
BROMO
Waktu itu kami pakai @backpacktourID
karena harganya relatif murah dan saat itu ngobrolnya juga enak. Ada beberapa
alternatif yang kami pilih saat itu, tapi saya lupa kenapa akhirnya pakai tour
adventure yang ini (apa karena hanya alasan harga atau apa gitu ya) dannn saya
juga lupa berapa harganya. Bahkan saat itu saya juga nggak ingat, kenapa tiba-tiba
aja saya dan suami ingin ke Bromo.
Kami berangkat malam banget, pukul 12
sudah standby di markas mereka di
Malang. Rasa ngantuk saat itu masih bisa ditahan tapi yang nggak kuat nahan
dingin, masih di Malang aja udah dingin
entah pas nyampe di Bromo. Saat itu kami ber-14 atau 15 orang termasuk driver
dan pihak penyedia tour. Sudah pasti juga naik mobil jeep, demi kuat memasuki area pasir di kawasan Bromo. Diantara
belasan traveller itu, hanya kami
pasangan yang menikah, dua pasangan lainnya masih (belum halal buat) pacaran.
Oya, ada satu bule terjebak di antara kami. Bule cowok inilah yang bikin
keramaian dan kehebohan, karena sepanjang jalan dia mengoceh. Dan karena dia
rada-rada seumuran ama suami, jadilah mereka berdua sepanjang jalan mengoceh.
Sebelum berangkat, si mas pendamping
driver bertanya pada saya: “mbak, mbak. Tasnya kok gede banget?”
Jiaah.
Jadi, karena tujuan ke Malang nggak ada
perkiraan sama sekali mau ke Bromo, tas yang saya bawa memang cukup besar udah
kayak mau kemping 7 malam, 1 hari, ¼ jam *canda*
Dari situ saya tahu, kalau mau ke Bromo,
apalagi yang cuma beberapa jam (kalau di total kira-kira 12 jam saja) nggak
perlu lah bawa barang yang terlalu banyak. Cewek-cewek lain pun seiprit-iprit
aja bawaannya. Saya juga seiprit, cuma tasnya besar. Maksud saya ada baiknya,
kalau nanti ada apa-apa bisa main cemplung-cemplungin ke tas, siapa tahu ada
sisa-sisa kue gitu #eh *ini ke Bromo ya, bukan ke selametan tetangga*
Ibarat smartphone kalau memorinya besar
kan enak juga, tinggal klik aja aplikasi apa yang dimau, ngegame kek, drawing kek,
buat baca Qur’an atau baca e-book. Tinggal beli dan download aplikasi Android dengan pulsa Telkomsel. Namanya #jajanonline bisa beli langsung di GooglePlay.
Caranya dengan registrasi #jajanonline berikut:
Ngomongin soal jajan, kami nggak bawa
bekal makanan atau cemilan, rasanya cuma bawa minum doang. Paksu sebenarnya
udah pernah ke Bromo, jadi sudah ada bayangan kalau disana bakal ada yang jual makanan.
Mendingan jajan online aja, cukup beli dan download aplikasi Android dengan pulsa Telkomsel. Karena sepanjang jalan teman-teman yang baru dikenal itu lebih
rajin update status dan foto-foto daripada ngemil.
Sesampainya disana (di Penanjakan entah
berapa) agak jauh dari gunung Bromo. Tapi berdasarkan informasi, di Penanjakan
yang entah apa inilah biasanya view Bromo sering diambil dan dari sini pula
beberapa gunung serta lokasi perumahan penduduk bisa lebih jelas terlihat. Kami
sampai disana kira-kira satu jam sebelum mendekati Subuh. Meskipun rada-rada
ngantuk, lebih baik keluar dari jeep lihat keadaan. Ngapain tidur untuk
peristiwa yang belum tentu sekali setahun. Syukur banget, di sebelah jeep kami ada warung dan menyediakan
api. Subhanallah dinginnya nggak nahan.
Ada satu TANTANGAN TERBERAT SAAT TRAVELING
yaitu SHALAT. Dan momen ke Bromo ini tantangan shalatnya adalah shalat dalam
cuaca yang teramat dingin. Pakai jaket dan baju berlapis aja masih dingin,
terus mesti buka buat wudhu itu rasanya semriwing-semriwing. Tapi, saya yakin
bisa, toiletnya juga ada, di sebelah warung bisa disisihkan buat shalat. Yang
menyedihkan itu saat ada mbak-mbak nggak jadi shalat karena (1) nggak berani
kena air dingin (2) nggak bawa mukena. Seharusnya ajang jalan-jalan kemana pun
patut dijadikan momen bersyukur.
Menjelang pagi, saya nggak tahu mau bilang
apa. Kelewat takjub sama apa yang ada di depan mata.Yang tadinya cuma
siluet-siluet terhampar di depan mata berubah menjadi warna mengagumkan. Gunung
Bromo yang menjulang bikin nggak kuasa nahan sesak di dada. Wow banget.
Orang-orang di kejauhan pun mulai nampak. Semua gemilang. Sayangnya kamera saya
bukan pro, jadi capturenya tetap indahan via lensa mata.
Setelah cukup puas plus puas foto-foto,
kami kembali naik jeep untuk lebih
dekat ke kawasan wisata Bromo. Dari area berpasir inilah kami mulai jalan kaki
menuju Gunung Bromo.
Setiap kami melangkah, setiap itu pula ada
yang menawarkan kuda. Saya masih enjoy
jalan kaki dan belum ada capeknya. Harganya cukup mahal, 100K. Kalau mau murah,
jalan aja terus sampai capek bener, kalau sudah mau dekat penanjakan lagi nanti
harganya bakalan turun, bisa-bisa cuma 10 ribu saja.
Om Bule yang ramai di jeep. Cocok gak nampil di Fast and Furious? |
Tak lupa mampir ke Pasir Berbisik. ngeliatin apa? Ya pasir ya kabut yang bergulung-gulung |
Bukiit Savana atau Teletubbies |
TAMAN
KELINCI
Di bagian ini, kami ke Malang saat sudah
ada C’Mumut. Dan ini perjalanan yang baru saja kami lakukan. C’Mumut sudah
berusia dua tahun. Saat dia berusia setahun pun sudah pernah kami bawa ke
Malang, sayang C’Mumut sakit, jadi kami lebih banyak stay di Malang saja alih-alih berniat woro-wiri wisata. Dan
Alhamdulillah perjalanan yang baru-baru ini lancar banget, C’Mumut sehat
walafiat. Justru saya yang K.O
Taman Kelinci adalah satu dari sekian
banyak lokasi wisata yang baru buka. Lokasinya di Pandesari, Pujon, Malang-- berdekatan
dengan Kebun Petik Strawberry. Awalnya oleh umum diberi nama Taman The Hobbit,
reaksi saya saat itu ‘oh this is so
amazing, I can’t wait to go there’
Dan reaksi setelah tiba disana:
‘Ow……………. Segini aja. Ini serius cuma
segini aja.’
Ekspektasi selalu berseberangan dengan
realita.
Pintu masuk adalah yang sedang dipotret |
Ada sate kelinci juga. Tapi saya malah nggak tega |
See.
Taman Kelinci memang bener-bener Taman
Kelinci, banyak sekali kelincinya. HTMnya pas lagi naik, seorang 20K. Kalau
untuk C’Mumut dia excited banget,
sayangnya saya nggak begitu. Saya terlalu terhipnotis dengan kata ‘The Hobbit’
sebelumnya sih.
Diburu para tukang foto |
Rumah The Hobbit atau The Rabbit? |
Garden dimana-mana |
feeding rabbit |
COBAN
RAIS
(TAPI
NGGAK SAMPAI COBANNYA)
Nah, lanjut dari Taman Kelinci ini lusanya
kami mampir ke Coban Rais, lebih tepatnya ke Bukit Bulunya, di Desa Oro-oro,
Kota Batu, Malang. Untuk ke Coban Raisnya (air terjun) saya nggak sanggup, saat
itu saya kena flu berat. Bersin parah dan pening. Jangankan mau lihat air
terjun, keliling ke Bukit Bulu ini saja saya sudah merasa nggak waras. Alias
siap roboh.
Disini ada beberapa spot mengasyikkan
kekinian yang memang seru banget buat dicoba. Beberapa spot menantang dan instagramable. Selain itu tempat ini
sering dijadikan tempat perkemahan dan outbond. Aduh, saya sedih kenapa saat
itu sakit.
Saat masuknya memang ramai, tapi kalau
dilanjutkan perjalanannya kita dihadapkan pada hamparan pinus. Nah, untuk HTM
awalnya sekitar 20-25 K (sorry lupa lagi) dan ini bakal bayar lagi saat bertemu
dengan spot area wisata lainnya, misal Batu Flower Garden atau Spot I LOVE YOU
dan ayunan #Eh (maaf, nggak tahu apa
sebutannya). Kalau nggak salah, ada 3
lokasi yang lagi ramai. Kemudian kalau kita masuk ke area itu, nanti ada bayar
lagi buat spot foto dan itu mesti ngantri.
Batu Flower Garden |
Hammock |
Beneran nggak seperti yang saya bayangkan.
Saya kira saya bisa puas berayun-ayun atau menikmati pemandangan (bersama si
dia) di typografi I LOVE YOU. Ternyata nggak begitu. Saat kamu duduk di tulisan
besar I LOVE YOU, senyum-senyumlah disitu bersama pasangan (yang sah) tunggu
sampai dijepret.
Sudah.
Itu Aja.
Jangan lupa gantian sama yang antri.
Jangan lupa bayar.
Besok setor di sosmed.
Kasih kepsyen paling cetar “saat dia tak
mampu mengungkapkan, alam menyampaikan isi hatinya padaku: Ai Laf Yu”
.
.
.
Lebay kamu dek, kata Paksu.
.
Huu, padahal kepengen aja sih berayun-ayun
disana. Seandainya saja pas sehat wal’afiat.
Oya. Karena tahun sebelumnya kami tidak ke
Batu, jadi ada banyak juga perubahan di Kota ini, selain tempat wisatanya yang
bertaburan. Nah, karena masih banyak, mudahan next time saya bisa eksplor lebih lagi. Aamiin. Episode dua, saya
cukupkan disini. Terimakasih sudah membaca.
Lidha Maul.
Tags
Traveling
Wahh... kelinci lucu-lucu mba.
BalasHapusJarak dari magetan ke malang berapa jauh yah mba ?
Gak pernah ke Magetan :)
HapusBromoooo.... I love you. Kapan lah ya saya bisa sampai kesini.
BalasHapussemoga segera yaaaaa mas mirwan :)
HapusAdem dan segeeer liat poto-poto Mba Lidha. Pengen liburan banget jadinya.
BalasHapusSabaar, bentar lagi Ramadan. Sekalian habis lebaran aja liburannya lah :D
Aamiin. Nyak dah kangen berat ama kampung ya
HapusSaya malah belum kesana Mbak. Pingin banget tapi belum keturutan, padahal jarak Malang madiun cuma +/- 5 jam. :(
BalasHapusIya ya gak jauh2 juga
HapusFoto-fotonya syantiek, euuii.
BalasHapusBikin mupeng tingkat dewa!
No edit ke?
Nooo.
HapusOnly resize+watermark :D
Kesini yuk
aku suka banget sama Bromo, dingin waktu ke sana itu sampai berlapis-lapis, pas ngambil air wudhu sampai beku
BalasHapuswah seru banget mba apalagi sampai bromo. Saya cuma sebentar saja mampir di malang ke BNS, Taman Kelinci dan air terjun coban rondo.
BalasHapusAku kmrn ke Malang ga sempet ke taman kelinci & coban rais, semoga lain kali bisa kesana :D
BalasHapusMenurut aku kalau traveling justru gampang sholat karena diberi kemudahan bisa di Jama & bisa dalam keadaan duduk ketika dijalan :D waktu ke bromo, sampai di meeting poin sholat di mobil krn emang ga ada mushola :D
Malang Destinasi yang pengen banget saya kunjungin, nggak mahal juga sih ya ke Malang dari Jakart ^^
BalasHapusWah, photo nya keren mbak. Jadi mupeng ke sana. Malang memang destinasi wisata yang tak ada matinya ya mbak. Selalu ada yang baru. Salam buat c'mumut
BalasHapusdari semuanya ttp bromo yg aku paling pengen kesana... dulu prnh nyaris ke bromo, tp kita berdua malah ketiduran saking teparnya sehari sebelumnya bari dr dieng dan naik ke puncak sikunir... jd batal deh bromo... :( msh pgn bgt kesana....
BalasHapuskalo taman2nya, iya ya mba.. kurang menantang ;p.. aku sih krn ga suka foto2 ya jd buatku tmpat yg berbunga2 mah ga terlalu menarik minat :D