Saya sedang duduk di kantor. Membaca beberapa materi pelajaran dan menyimak obrolan rekan. Ada suatu tarikan dari luar, suaranya keras. Sreeet… sesuatu digeret. Rupanya sebuah kursi. Dan kursi itu tepat berhenti di muka saya. Seorang anak langsung duduk diatasnya, tanpa basa-basi tanpa salam menghormati.
“Guru baru? Siapa namanya? Ngajar apa? Ngajar dimana lagi selain disini? Nanti ngajar juga nggak di kelasku? Aku XXX, Kelas XI.”
Saya sedang tidak ingin menjawab pertanyaannya yang sebenarnya pertanyaannya lebih banyak dari yang saya tulis ini. Penampilan dan keberaniannya lebih membuat saya ‘tersaluti’. Wajahnya ceria tak bertampang bersalah, ada anting di satu telinganya. Dan saya tidak berniat menjawab pertanyaannya karena saya tahu sebentar lagi dia bakal…
PLAK!
PLAK!