Menguak Makna CUT DEK AYI Sang Mahmud Blogger dari Aceh


Setelah vakum menulis selama setengah bulan akibat sibuk dan kebanyakan jalan >.< yang ternyata efeknya berimbas pada males nge blog dan bawaannya pengen jalan-jalan lagi >.< Bahkan saat saya memaksakan menulis di tengah situasi yang bikin greget: duduk di bawah pohon mangga dekat pasar Ciawi, sebelah bapak-bapak yang lagi cerita perjalanannya ke Abu Dhabi dan luar negeri lainnya. Situasi ini ujung-ujungnya cuma bikin saya ngelanjut dengerin tips-tips si bapak dan pengen…. jalan-jalan lagi *penulis yang gagal*

Atau gimana kalau kita jalan-jalan bareng aja. Kalau kemarin saya ke Bogor, kali ini saya mau ngajak jalan-jalan GRATIS ke Aceh. Asyik kan yang gratis-gratis :D

Mau ngapain ke Aceh? Mau kenalan aja sama Mahmud (mamah muda) dari Aceh yang katanya nih suka masak, tapi mesti liat resep dulu, suka masak, tapi takut goreng, hihi.

Blogger Aceh yang satu ini punya rumah di cutdekayi.com sebagaimana rumah maka ulasannya lebih banyak seputar kehidupannya dan family. Sri Luhur Syastari adalah nama aslinya. Cut-Dek-Ayi itu nama panggilan, cakep kan. Kalau mau akrab dan singkat lagi, panggil saja Ayi, kalau mau (kita) berasa mbak-mbaknya panggil Dek Ayi. Ini bukan karena saya lebih tua, tapi dianya saja yang lebih muda (idih, apa bedanya coba!)

Menyoal nama Cut Dek Ayi, saya ingin memaknai nama ini berdasarkan karakter personal dan blognya setelah saya sering berkunjung ke sana. Beberapa hal justru mengingatkan saya bahwa inilah tipikal orang Aceh. Perempuan Aceh.

Jadi, mau ikut saya berkelana? Oke, siap-siap ya:

C= antik dan Sederhana

Ada yang menarik setiap kali saya mampir dan melihat profil sang empunya rumah. Ayi menampilkan profilnya dalam balutan jilbab yang tertiup angin. Simpel saja, tanpa hiasan wah. Setiap orang, siapa pun dia dan dalam situasi apa pun dia, selalu akan memiliki kesan pertama dan menilai apa yang dia temukan. Saya pun demikian. Roman Acehnya yang entah bagaimana saya dapatkan pertama kali saat menilai profil Ayi. Kata cantik dan sederhana, bukan pujian semata yang ingin saya suguhkan ke Ayi, melainkan keseharian Ayi yang tertuang dalam blognya, lewat tulisannya. Beberapa kisahnya, bagaimana menjadi ibu, seorang istri, atau sekadar mengajak anak pergi jalan-jalan.

U=nik dalam berbahasa

Sebelum saya mengenal Ayi, saya selalu berpikir: “oke, blogger ini unik”. Setelah saya mengenalnya saya tidak lagi menilai blogger ini unik, tapi ‘unik banget’. Setiap kali saya menelusuri potongan kalimat-kalimatnya, saya mungkin tidak punya kalimat yang tepat menggambarkan suasananya, namun saya merasa berada dalam dunia sastra.

“Manis kali bang! Tulah kan udah adek bilang adek aja yang masak.” Atau yang ini,

Akan ada waktunya, di mana kita akan di hadapkan oleh dua hal yang sangat penting dalam hidup kita. Meninggalkan anak selagi masa emas dalam hidupnya atau bermain bersamanya sampai waktu memilihnya beranjak dewasa. 

(dalam; http://www.cutdekayi.com/2016/02/17/aku-memilih-bersamamu/)

Atau justru cuplikan puisi ini:

Aku bukan laut.
Yang meradang dari kejauhan
Menghempas ombak berkerikil tajam
Lepas bebas emosi berdinding nyeri
Aku bukan laut
Kian hari kian ramai
Berebut menyaksikan mentari tenggelam di ujung mata memandang
Sembari beberapa kali anak panah bertubi-tubi menyayat hempasan ombak

Mungkin ini memang ciri khas Aceh yang lebih banyak memiliki hikayat dalam bentuk puisi atau memang Ayi cinta berpuisi.


T= egas dan Teguh Pendirian

Beberapa literatur dan kisah-kisah lisan menyebutkan orang Aceh adalah orang yang teguh pendirian, pejuang dan tangguh. Ayi sendiri lahir di Banda Aceh. Sampe umur 7 tahun, (setahun sebelum tsunami) Ayi pindah ke luar Aceh -Sibolga, Sumut. Lalu kembali lagi ke Aceh pasca tsunami tahun 2007.
Awalnya saya mengira foto ini dicomot dari google. Ternyata inilah Ayi dan suami.
Foto diambil dari cutdekayi.com

Potongan kalimat yang menceritakan pengalaman dan perasaan Ayi ini bisa diambil sebagai kesimpulan bahwa memang ada hal-hal yang patut kita perjuangkan:

“Alhamdulillah, beginilah pernikahan yang saya inginkan. Mahar diberikan oleh suami tanpa permintaan berapa jumlahnya dari orang tua saya. Saat make up di hari pernikahan, hampir saja alis saya dicukur, namun dengan perdebatan yang panjang akhirnya si kakak tidak melangsungkan niatnya. Jilbab di hari nikah juga hampir diputar-putar jika sejurus kemudian saya tak mengambil jilbab petak dalam lemari dan memakainya sendiri." (dalam: http://www.cutdekayi.com/)

-- dan memakainya sendiri.

Pernyataan ini begitu menggugah saya. Momen yang pernah saya rasakan, bagaimana memperjuangkan pernikahan agar selaras dan lurus dengan agama. Tentu tidak mudah, banyak pula goyahnya. Namun lewat sepercik kalimat ini, saya bisa memahami Ayi yang punya kemauan keras.

D= ambaan Keluarga

Kisah seputar keluarga mengisi lembaran kehidupan blog Ayi. Masih menyambung dengan poin 3, tentang ketegasan. Ada pula kisah Ayi tentang memperjuangkan ASI-nya. Kisah ini sederhana saja, saat ia ingin jalan-jalan bersama para kekasihnya, Ayi selaku ibu selalu mempersiapkan ASIP sebelum bepergian.
Keberaniannya untuk menikah dini pun menjadi dambaan beberapa kalangan. Ayi dan (calon) suami saat itu bertemu di salah satu komunitas menulis di Banda Aceh. Beberapa bulan kemudian sang pria yang bernama Aslan, melamarnya.

Apa kata Ayi, soal pernikahan dini:

“Saya pada saat itu masih semester 4. Dengan berbekal sebuah hadist 'jika datang seseorang yang baik agama dan akhlaknya, maka jangan tolak dia.' Saya juga sudah mempersiapkan mental untuk menikah, yang datang juga sesuai kriteria nabi, alhamdulillah ayah bundapun setuju"

E= nergik dan Interaktif

Sebagai ibu muda, pasti memiliki momen-momen kewalahan, lelah. Saya percaya Ayi pun demikian dan meski mengaku blogger pemula, Ayi tipikal yang mau maju terus pantang mundur. Di beberapa sosmed yang ia miliki, Ayi sangat leluasa bergerak. Sapa saja Ayi di sosmednya, pasti ia balas. Huuh, kalau saya saja bisa kewalahan ngurusi sosmed. Saya pikir ini kelebihan Ayi membagi waktu dan baby Kizainnya yang nyaman diajak kerjasama :D

K= onsisten

Tidak perlu dbahas lagi, Ayi bisa konsisten dengan aktivitas nge-blognya.


A= syik Berkawan dengannya

Wah, wah kalau sudah jadi temannya, bakal dia ingat lho sepanjang masa. Ayi membuat blogpost khusus untuk temannya yang baru lulus. Dan Ayi ini juga anaknya lucu, konyol, hahaha. Tanya sendiri aja ya konyolnya dimana. Mau berteman sama Ayi? baik kok orangnya. Sabar ya, nanti saya sebutkan caranya di bawah post ini.


Y= ang Muda yang Berkeluarga

Seperti yang saya sebut di atas, Ayi ini orangnya masih muda. Setelah bolak-balik bersekolah di Banda Aceh lalu di luar lalu kuliah lagi di Banda Aceh dan saat ini dia masih berusia 21 tahun, sudah berkeluarga dan sudah memiliki baby Kizain. Sebenarnya sebentar lagi usianya berubah menjadi 22, tapi toh tetap saja masih muda, benar kan? Atau ada yang penasaran, berapa usia suaminya? Saya sih penasaran :D dan eng..ing..eng suami masih muda juga, 24 tahun. Ini kalau ada jomblo yang baca mungkin bisa ngiler kali ya lihat pasangan ini.


Apalagi yang menarik dari usia mudanya Ayi ini? Ibu satu anak ini ternyata adalah mahasiswi kedokteran hewan yang sedang berjuang menyelesaikan skripsinya.
Mahasiswi, blogger dan masih ditambah keinginan menjadi penulis cerpen dan puisi. Khususnya genre tentang family, romance, cerita remaja Islami. Sedang sebagai blogger Ayi ingin lebih banyak lagi menjadi me-review. Sedang sebagai istri, Ayi ingin memahami suaminya, hihi -ya iyalah-. Maksud saya suami Ayi ini seorang programmer dan webdesigner di Gumugu Studio. Duh, banyak goalnya ya. Semoga lancar ya Yi ^^

I = nspiratif

Muda, punya karya, berkeluarga, nyambi jadi mahasiswi, bercita-cita jadi penulis. Waw,
mantep kan. Banyak hal yang bulirjeruk.com bisa diserap dari seorang Cut Dek Ayi. Bener nggak?

Sebagai penutup saya kasih contekan dimana saja bila ingin kenalan dengan Ayi:

Rumahnya : cutdekayi.com
Facebook : www.facebook.com/mentariusyah
Twitter : www.twitter.com/cutdekayi
Instagram : www.instagram.com/cutdekayi



Sampai jumpa di Figur selanjurnya ya

30 Komentar

Terimakasih telah membaca, silakan berkomentar yang baik. Mohon tidak menaruh link hidup, situs yang mengandung SARA, judi online, web scam dan phising, karena akan dihapus.

  1. Wuhaaa kreatip dibikin singkatan depan huruf heheh
    Aku tak mampir ah mempelajari postingannya yang ibu muda ini, siapa tau nemu crita sehari2 yang sepengalaman

    BalasHapus
    Balasan
    1. ayo, sesama mudi-mudi yang dah merit mari saling mengenal

      Hapus
  2. Kreatif bangeet mba Lidha review nya....
    kerreenz pake binggiiit.

    BalasHapus
    Balasan
    1. hmm...alhamdulillah. Tapi, maaf kakak bisa fokus ke tokoh saya saja :D

      Hapus
  3. mbak lidha selalu kreatif deh aku jadi iri mwahahaha... ;)
    etapi aku kan udah nggak ikut aris2an yak...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aah.. seandainya ke-kreatipan itu terbawa sampai ke lomba ya, hahaha. Etapi, pas lomba malah gagal ide, LOL

      Hapus
  4. Mba Lidhaaa.. Ah aku terharu. Ini serius ah mau ku screenshot trus di print dan dipajang depan cermin. Biar apa? Biar ga blh nggalau dan patah semangat lagi. Hihihi. Sesungguhnya ayipun masih bljr, mba. Supaya dicintai Allah dan rasulNya.. Disayang suami dan anak, juga bahagia saat dijemput Allah nanti :')

    Terimakasih ya mbak. Postingan ini bikin ayi banyak belajar biar beneran jadi yang kaya mba lidha tulis itu tuuuh... So sweet. :')

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aduh so sweet, tulisanku mau dipajang :)
      Amiin..Amiin. Semoga jadi doa yang dikabulkan ya Yi :)

      Hapus
  5. Keren mbak atas kepanjangan CUT-nya

    BalasHapus
  6. Jadi inget jaman-jaman sekolah. Suka bikin kata bersambung pakai huruf depan nama :D.

    Perjalanan mba Ayi ini terbilang lumayan ya, harus pindah dari satu tempat ke tempat lain. Tapi, tetep cinta sama Aceh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hihihi, tebakan Ipeh betul sekali. Memang terinspirasinya dari masa sekolah. Maklumlah tokohnya juga masih imut :D

      Hapus
  7. Keren banget deh, kalo baca blognya mba Ayi jadi berimajinasi ke masa yang akan datang jika sudah menikah nantinya seperti apa gitu ahaha.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha, kelakuan imajinasi asha. So, hasilnya imajinasinya gimana? *kepo*

      Hapus
  8. bener2 inspiratif mamah muda nih, sgt bersyukur bisa menempuh semuanya dgn baik. Keren mbak sudut pandangnya :-)

    BalasHapus
  9. Ibu muda dari aceh ini memang luar biasa yaaaaa. Hehehee. Aku suka nih tema tulisannyaaa, kreatif! :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Begitulah, pengen juga luar biasa, tapi apa daya udah nggak muda >.<

      Hapus
  10. bisa aja deh ini reviewnya, eh btw kok ngerasa de javu ya sama template blog ini :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahaha..templatenya emang pasaran ya om :D
      *eh, om?*

      Hapus
  11. salam silaturahmi, menari profilnya. semoga senantiasa menginspirasi lewat blogger :)

    BalasHapus
  12. Jomblo jadi iriiiiii banget lihat Ayi sama suaminya, mba *aku kapaaaan? hahaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. nikmati dulu kebersamaannya ama buku, ntar kangen lho ^^
      *pengalaman nyambi curhat*

      Hapus
  13. Baca review mba Lidha jadi keinget jam dulu yang populer bikin biografi singkat dari nama masing-masing.
    Tapi bener mba kalau saya baca blog mba ayi ini saat saya masih jomblo pasti baper :D

    BalasHapus
  14. Emang Lidha ini anti mainstream kok kalo ngreview. Superb! Jadi deg-degan nanti gimana kalo di review sama LIdha, wkwkwk...

    BalasHapus
  15. Seneng bacanya hihi.. Keren nih reviewnya mbak Lidha hehe selalu beda dari yang lain

    BalasHapus
  16. Alhamdulillah sewaktu makeup nikah kemarin alis juga nggak dicukur hihihi, sekarang sepertinya tim makeup udah mulai ngerti ya mba.

    Dan puisi lautnya menenangkan yah...
    ^^

    BalasHapus
  17. huahh kreatif penuturannya mbak Lidhaa :D
    seneng bnget bisa kenal sma mba Ayi ^_^

    BalasHapus
Lebih baru Lebih lama